Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Permen Telur Cicak Nyata Adanya di Dalam Rasa dan Nostalgia

26 Februari 2019   08:45 Diperbarui: 26 Februari 2019   12:55 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dik Yayah tidak pernah menceritakan sakitnya. Bahkan saat saat terakhir ia sakit dan dirawat di rumah sakit, ia tak pernah bercerita. Ia terus menanyakan atau mengomentari foto foto yang saya bagi kepadanya. Paling paling, ia bercerita soal anak kembarnya. Hanya itu. Dik Yayah meninggalkan kami dengan cara sederhananya. Sesederhana Permen Telur Cicak. 

Travel Kompas
Travel Kompas
Permen Telur Cicak bisa dikata masuk dalam kategori kudapan sederhana dan paling murah di semua lini masa. Di kala SMP di tahun 1970an, harga sekantong kecil Permen Telur Cicak hanyalah sekitar Rp 10 sampai 25,- saja. Saat inipun, harga yang dibandrol pada Permen Telur Cicak di Bukalapak atau Tokpediapun hanyalah Rp 10.000,- untuk satu kemasan sekitar 100 sampai dengan 150 gram. Artinya, memang permen ini permen murahan. Namun, yang murahan ini menempel di lidah dan hati saya.

Bentuknya memang mirip telur cicak kecil-kecil. Makanya, masuk akal bila kita menyebutnya Permen Telur Cicak. Permen Telur Cicak memang biasa saja. Ketika kita makan, rasa balutan gula dengan pewarna makanan warna warni akan langsung terasa di lidah.

Nah, bagian dalamnya adalah yang saya suka. Kacang kedelai yang telah disangrai. Tidak lunak, cukup keras sebetulnya, namun mulut saya menerima apa adanya. Menerima setiap butir dengan warna warna berbeda.

Walaupun Permen Telur Cicak enak dimakan dengan cara memasukkan permen permen itu bersama sama ke mulut, saya memilih memakannya satu persatu.

Saya paham rasa Permen Telur Cicak sama, meski untuk warna warna jelas yang berbeda. Namun, saya menikmati tiap butirnya, tiap warna yang ada. Satu persatu. Entah mengapa. 

Permen Telur Cicak, tentu saja, tidak akan pernah mengenyangkan. Sugesti bahwa kacang kedelai mengandung cukup protein itulah yang mungkin membuat saya tidak terlalu merasa terlalu bersalah untuk mengunyahnya.

Memang, saya harus melupakan jumlah kandungan gula yag menyelimutinya. Juga pewarna makanan yang membuatnya jadi menarik.

Namun, bila saya diminta memilih antara 'cheese cake' atau Permen Telur Cicak. Saya akan memilih permen ini. Bila ada Permen Telur Cicak, semua makanan lain tak akan saya toleh. Ibaratnya, gajah di pelupuk mata tak nampak, sementara Permen Telur Cicak yang kecil itu saya dapat melihat dan merasakannya dengan mudah.

Kerinduan pada Permen Telur Cicak pernah saya salurkan pada saat memotret dengan tema. Kala itu saya masih sedikit aktif mengirim foto foto untuk rubrik Klinik Fotografi Kompas. Dan saya mencoba menjadikan Permen Telur Cicak sebagai 'model' foto ketika tema 'Samar' dipilih Kompas.

Saya sengaja memilih mainan gajah dan Permen Telur Cicak sebagai properti. Mainan gajah yang terbuat dari plastik saya letakkan di latar depan dan hanya bayangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun