Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tiga Nenek dan Bulu Babi Sanur

17 Februari 2019   17:17 Diperbarui: 23 Februari 2019   05:46 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jerohan Bulu Babi sebagai Taco (Foodrepublic.com)


Sanur adalah pantai favorit terdekat untuk memotret matahari terbit. Di sepanjang Sanur terdapat 10 pantai yang bisa dikunjungi. Pantai Sindhu, Pantai Sanur, Pantai Cemara, Pantai Karang, Pantai Padang Galak, Pantai Mertasari Segara, Pantai Inspirasi, Pantai Pandawa, Pantai Ketewel, Serangan Beach, dan Pantai Ketewel.

Di antara 10 pantai tersebut, Pantai Mertasari Segara adalah salah satu yang menarik untuk spot foto. Banyak perahu cantik khas Sanur dan tentu dengan nelayannya. Biasanya selalu saja ada oleh oleh foto dari sana. Yang jelas, di pagi gelap yang cerah akan banyak fotografer berkumpul, mengendap endap sejak jam 5.00 pagi di menanti terbitnya sang matahari.

Pagi itu, pada saat saya ada Pantai Mertasari Segara. Samvil membidik matahari terbit, melintas di depan kamera saya 3 orang perempuan cukup tua, tepatnya nenek nenek, kurang lebih antara usia 65 sampai 70 tahun.

Bayangan atau siluet tubuh mereka cukup menarik karena mereka bertiga mengenakan caping bambu dan pinggangnya tergantung keranjang tempat ikan. Di Jawa, nama keranjang ini adalah Kepis. Saya mengambil beberapa gambar bayangan mereka, lalu saya ikuti langkah mereka.

Tiga Nenek dan Bulu Babi Sanur (Dokpri)
Tiga Nenek dan Bulu Babi Sanur (Dokpri)
Saya mempercepat langkah karena tiga perempuan itu lincah melangkah cepat. Karena saya sapa, mereka sedikit memperlambat langkah. Kami akhirnya bisa berjalan berdampingan dan memulai pembicaraan. Ternyata tiga perempuan ini adalah nelayan pencari bulu babi. Mereka berjalan dari pinggir pantai ke arah intertidal atau daerah antara tanda air pasang untuk dapat memperoleh bulu babi.

Dalam satu hari mereka dapat mengumpulkan sepenuh kepis kecil dipinggangya, berisi sekitar 10 ekor. Bulu Babi itu mereka jual kepada pengepul yang kemudian menjualnya kepada restoran yang ada di Sanur. Seekor Bulu Babi dihargai sekitar Rp 3.000 sampai Rp 4.000.

Satu dari tiga perempuan itu, Made Sunarsi, walau nampak paling tua tetapi ia paling lincah. Mereka kembali berjalan langkah menuju batas air pasang. Mereka tak mau terlambat karena hari akan segera siang. Mata saya tetap memandang dan berusaha memotret ke mana mereka berjalan.

Pengumpul Bulu Babi Sanur (Dokpri)
Pengumpul Bulu Babi Sanur (Dokpri)
Saya masih termenung melihat ketangkasan tiga ibu ibu pengumpul bulu babi tadi. Saya membayangkan mereka harus menempuh ombak pantai sampai batas pasang dan menangkap bulu babi yang berduri itu tentu perlu strategi khusus agar tidak terluka.

Cukup menakjubkan karena ketiga perempun itu cepat sudah berada di batas air pasang dan bergabung dengan beberapa orang yang telah ada di sana. Matahari sudah naik ketika saya melihat jauh di sana, beberapa orang dan juga tiga nenek pengumpul Bulu Babi masih berjalan dan berendam dalam air laut. Saya hanya berdoa kecil semoga mereka beruntung hari itu.

Di Bali, Bulu Babi yang dikenal sebagai Oro di Bali adalah makanan khas di wilayah Sanur dan juga Pulau Serang, Denpasar. Tentu kita juga dapati kuliner Bulu Babi di wilayah Indonesia lainnya, misalnya di Wakatobi dan di Buton. Bulu Babia atau Echinoidea atau di dunia global sering disebut Sea Urchin merupakan hewan laut yang berbentuk bundar dan memiliki duri pada kulitnya.

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat sekitar 950 spesies Bulu Babi dan mereka dapat ditemukan di daerah batas pasang surut sampai di kedalaman 5.000 meter.

Dicatat bahwa terdapat 84 jenis ada di perairan di Indonesia. Biasanya, Bulu Babi atau Landak Laut terbawa arus. Ukuran Bulu Babi adalah sekitar 10 sampai 12 centimeter. Bulu Babi memakan ganggang dan rumput laut.

Bulu Babi sering dipergunakan sebagai indikator kondisi ekosistim terumbu karang. Karena durinya, seringkali Bulu Babi menyebabkan ia dihindari manusia. Duri tajamnya dapat melukai kulit dan juga memiliki racu. Bila kita tersentuh Bulu Babi maka kulit akan terasa pedih dan gatal gatal.

Memang terdapat cara cara tradisional untuk menghilangkan bekas dusi Bulu Babi yang menusuk kulit. Ada yang menyiram dengan amoniak atau mencabut durinya dengan pinset. Bila ragu, tentu perlu ke dokter.

Bulu Babi (Scientific American Blog)
Bulu Babi (Scientific American Blog)
Namun, Bulu Babi diburu sebagai kuliner, diminati banyak orang di penjuru dunia. Sebagi Sushi dan Sashimi di Jepang, sebagai bagian dari pengisi Tacos di Amerika dan Mexico dan lain lainnya.

Di Bali, Bulu Babi lebih untuk campuran nasi goreng dan dijual Rp 10.000 sampai Rp 20.000 seporsi.

Jerohan Bulu Babi sebagai Taco (Foodrepublic.com)
Jerohan Bulu Babi sebagai Taco (Foodrepublic.com)
Selain untuk kuliner, penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Bulu Babi dapat menjadi anti bakteri. Ekstrak Bulu Babi yang disebut Gonad memiliki kandungan antibakteri tinggi, tertinggi dibandingkan dengan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Senyawa yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak bulu babi mengandung senyawa bioaktif golongan steroid, triterpenoid, dan saponin. Tim Peneliti IPB dan Udayana menyampaikan hasil serupa.

Bulu Babi di atas Pasta (blog.ideasfood.com)
Bulu Babi di atas Pasta (blog.ideasfood.com)
Ketika atas nama pasar terjadi pada biota laut, maka kekuatiran adalah pada seberapa manusia tahu batasnya agar penangkapan tidak mengganggu ekologi.

Saat ini Bulu Babi bahkan bisa diperoleh via Alibaba. Research.gate.net melaporkan adanya penurunan jumlah ekspor dunia dari Bulu Babi yang diperkirakan karena pemanenan berlebih selama ini.

Pada 1996 produksi dunia adalah 120.306 ton sementara pada 1998 adalah sebesar 90.000 an ton. MBA Seafood Watch Amerika melaporkan bahwa produksi Cina yang dieksport ke Amerika pada 2013 menjadi 12.000 ton dan pada 2014 menjadi 13.000 ton. Ini adalah penangkapan besar besaran yang mungkin dengan alat besar seperti pukat yang tentu membahayakan biota lain.

Bulu Babi via Alibaba (Alibaba.com)
Bulu Babi via Alibaba (Alibaba.com)
Dan saya ingat tiga perempuan pengumpul Bulu Babi yang menangkapnya dalam jumlah ala kadarnya. Hanya 10 ekor sehari dengan berendam di air dingin dalam waktu cukup lama, sekedar untuk dijual demi makan sehari hari. 

Perempuan Pengumpul Bulu Babi di Sanur (Dokpri)
Perempuan Pengumpul Bulu Babi di Sanur (Dokpri)

Pustaka: Bulu Babi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun