Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menelusuri Santo Domingo, Walau Hanya Dengan Jalan Pagi

10 Februari 2019   17:57 Diperbarui: 11 Februari 2019   10:26 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kalau tidak diingatkan kawan saya tentang film Hollywood seperti the Godfather II, Apocalypse Now, Jurassic Park, the Good Sheperd, Miai Vice dan the Fast and Furious yang pengambilan gambarnya dilakukan di Santo Domingo dan wilayah Republik Dominica, saya mungkin tidak akan terlalu tertarik akan Santo Domingo. Memang saya memiliki kawan kuliah musim panas di University of Colorado yang berasal dari Republik Dominika, namun saya bahkan baru ingat keberadaannya ketika saya telah menyelesaikan perjalanan ini. Jadi, jujur saja, Santo Domingo bukan merupakan satu kota yang ada dalam daftar kunjungan saya, bila saya kesempatan untuk bepergian. 

Kepergian saya selama lima hari ke Santo Domingo ini bukanlah untuk berwisata. Ini untuk suatu pekerjaan, karena untuk memenuhi undangan dari the United Nation (UN) Women yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. UN Women adalah salah satu lembaga di bawah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengurusi isu perempuan dan kesetaraan gender.  Tujuan pertemuan adalah mendiskusikan pembelajaran tentang upaya upaya yang berhasil dan kegagalan dalam mendorong kesetaraan gender di seluruh dunia dan paling tidak mewakili 5 benua. Bagi saya, mewakili Indonesia atau regional Asia Tenggara pernah saya lakukan. Namun, mewakili Asia adalah sesuatu yang baru. Apalagi isu yang ada di berbagai negara di Asia sangat beragam. Artinya, saya harus banyak membaca, mendengar dan belajar. 

Pada pertemuan lima  hari itu saya mendapatkan dua tugas utama. Pertama, berbicara tentang pengalaman Indonesia dan Asia pada di hari kedua. Kedua, memfasilitasi dan menjadi moderator pada sesi terakhir di hari terakhir. Ini tugas berat karena untuk membuat rangkuman simpulan keseluruhan pertemuan dan rekomendasinya saya perlu tekun mendengar dan mencatat dialog dan perdebatan yang ada. Artinya, saya harus betul betul setia sebagai pendengar dan peserta aktif untuk bisa menjalankan tugas.

Tidak boleh kita ingkari, ketika sudah tiba di Santo Domingo dan mengetahui sejarahnya, hati kecil saya tentu ingin sekali melihat kota Santo Domingo di sela sela pertemuan. Karena memang jatah kunjungan hanyalah untuk pertemuan itu saja dan sayapun harus langsung ke Aceh sepulang dari Santo Domingo, saya mensiasati cara untuk menikmati kota ini. Saya berjalan setiap pagi antara jam 6.00 sampai jam 7.30, sementara di sore hari saya bisa duduk bersama beberapa rekan peserta yang jumlah seluruhnya tidak lebih dari 18 orang, untuk berdiskui atau sambil ngopi atau makan malam. Setiap hari saya bisa mendatangi dua atau tiga tujuan wisata. Artinya, saya harus memaksimalkan bahagia saya untuk menikmati wisata tanpa harus masuk ke wilayah yang berbayar, yang mungkin bisa memberikan lebih banyak informasi. Tentunya, pada jam 6.00 sampai jam 7.30 tak ada wilayah berbayar yang sudah buka. Pada jam jam itu, biasanya hari masih agak gelap. Karenanya, saya harus banyak legowo dengan keterbatasan mata dan juga kamera.  Perjalanan panjang selama 32 jam dari Jakarta - Hongkong - New York - Santo Domingo memang cukup melelahkan. Ini semua bukan alasan saya untuk mengeluh.

Santo Domingo, Kota Pertama di Masa Peradaban Moderen Amerika setelah Inca. 
Sebelum melakukan eksplorasi, tentu saya coba sedikit pahami sejarah Santo Domingo. Ini penting. Santo Domingo de Guzman adalah ibukota Republik Dominika yang terletak di bagian timur pulau Dominika, di antara kepulauan Karibia di lautan Atalantik Utara.  Nama Santo Domingo berasal dari nama seorang Santo katolik. Sebelumnya, kota Santo Domingo bernama Ciudad Trujilo, diambil dari nama diktator Rafael Lenidas Trujillo,yang menguasai wilayah ini sejak 1936 sampai dengan 1961. Setelah sang diktator dibunuh, kota kembali bernama Santo Domingo.

Tripsavvy.com
Tripsavvy.com
Santo Domingo dikenal sebagai kota pertama dari koloni Spanyol, yang orang Amerika sebut sebagai 'peradaban baru dunia" di Amerika, setelah Inka.
Santo Domingo ditemukan pertama kali oleh Bartholomew Columbus pada tahun 1496. Bartholomew Columbus tidak seterkenal kakaknya, Christopher Columbus yang menemukan benua Amerika yang luas. Dalam perkembangannya, Christopher Columbus yang pada akhirnya membangun dan mengembangan kota temuan adiknya ini. Untuk itu, dibangunlah banyak bangunan moderen pertama di dunia, seperti rumah sakit, katedral, dan juga universitas. Beberapa peninggalan ini masih ada jejaknya, meski sudah dalam keadaan tidak utuh. 

Santo Domingo de Guzman yang merupakan ibukota Republik Dominika ini terletak di bagian timur pulau Dominika, di antara kepulauan Karibia di lautan Atalantik Utara. Saya harus terbang melalui New York untuk kemudian terbang lagi untuk sampai di Santo Domingo. Sebagai suatu negara, Republik Dominika memilik penduduk sekitar 10,9 juta pada tahun 2019, sementara ibu kotanya, Santo Domingo berpenduduk sekitar 970 ribuan. 

Dengan sejarah Santo Domingo dan waktu yang saya miliki, maka saya akhirnya memfokuskan jalan jalan saya khusus di wilayah kolonial Santo Domingo. Itupun saya lebih fokuskan pada arsitek lawasnya dengan beberapa bagian sejarah dari bangunan tersebut. Saya memang menyesal tidak dapat melihat Santo Domingo di luar wilayah kolonial. Saya memahami bahwa negara Republik Dominika masih masuk katergori negara berkembang yang memiliki penduduk miskin. Terdapat wilayah kumuh di sebalik pelabuhan, misalnya. Namun kami tidak disarankan pergi seorang diri di wilayah luar kolonial karena persoalan keamanan. Saya harus menuruti itu. 

Hal pertama sebelum saya mengeksplor Santo Domingo tentu saja meminta peta kota dari petugas hotel. Selanjutnya, tentu saya perlu memasang aplokasi peta pada HP saja. Sayang sekali HP saya waktu itu masih sederhana sekali sehingga petapun belum optimal.  http://www.orangesmile.com/common/img_city_maps/santo-domingo-map-1.jpg.  Bagi saya, peta adalah penting karena saya hanya akan berjalan kaki melakukan petualangan kecil ini. Saya coba urutkan tujuan tujuan wisatanya ya.

Wisata 1. Hotel Nicolas de Ovando 
Saya ditempatkan di suatu hotel Hostal Nicolas de Ovando di jantung wilayah kolonial Santo Domingo. Wah, ini sudah merupakan satu wisata sejarah. Hotel ini adalah bangunan tahun 1502 dan termasuk dalam bangunan yang terdaftar dalam World Heritage oleh Unesco. Bagunan ini adalah satu dari 3 bagunan milik pendiri kota yaitu Gubernur Nicolas de Ovando. Ruang lobi, luang baca, ruang 'patio' maupun ruang tidur berarsitektur lama, meskipun dilengkapi peralatan hotel moderen.

Foto : Nicolas de Ovando
Foto : Nicolas de Ovando

Dalam ruangan beraristektur spanyol abad 16 itu, tergantung beberapa ornamen besi tempa. Terdapat tempat lilin, lampu gantung dan hiasan lain. Rupanya memang kerajinan besi tempa merupakan produk andalan Santo Domingo yang terkenal di seluruh dunia. Di sebelah hotel terdapat ruang pamer industri besi tempa ini.
wotiv.co.nz
wotiv.co.nz
Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
Wisata 2. Jalan las Damas
Begitu keluar dari lobi hotel, maka saya telah berada di jalanan yang menjadi bagian dari jalan yang terdaftar World Heritage Site dari UNESCO yang tersohor itu. Bangunan terletak di jalan Las Damas, yang memiliki jalan berbatu'paving' pertama di peradaban moderen dunia. Hanya berjalan sepanjang las Damas saja sudah menyenangkan karena bangunan yang terletak di sepanjang jalan semuanya memiliki arsitektur abad 16. Bangunan masih terawat rapi. Saya mencoba mengenal jalanan ini karena setiap hari saya harus melewatinya.
Dokpri
Dokpri

Wisata 3. Museum of Royal Houses (Museo de las Casas Reales)
Bila kita telusuri jalanan Las Damas sampai ujung, kita akan temui area museum yang menarik. Terdapat beberapa patung kerbau atau banteng dari baja besi yang cukup menarik.
Dokpri
Dokpri

Museum ini merupakan satu dari bangunan budaya terpenting di Santo Domingo. Museum ini dibangun pada era kolonial di abad sebagai gedung perkantoran koloni Spanyol. Adalah Raja Ferdinand of Aragon yang meresmikannya pada 5 Otober 1511.
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Arsitektur gedung aslinya mengalami perubahan, mengikuti sejarah negaranya. Pada tahun 1807 ketika Perancis menguasai bagian timur dari wilayah ini, Louis Ferrnad sang jenderal Perancis memberi pengaruh Perancis pada arsitekturnya. Pada pemerintahan presiden Carlos Felipe Morales, gedung berfungsi sebagai perkantoran pemerintah. Pada pemerintahan Trujillo, koleksi senjata dipamerkan dan sampai saat ini masih ada. Akhirnya gedung dikembalikan seperti desain semula pada 1973 pada saat pemerintahan Presiden Joaquin Balaquer sebagai museum yang memamerkan sejarah kolonisasi Spanyol.

Wisata 4. Pantheon Nacional atau the National Pantheon
The National Pantheon dibangun pada 1714-1746 oleh seorang Spanyol Geronimo Quezada y Garon. Gedung ini semula adalah sebuah gereja Jesuit. Gedung bergaya neo klasik dari masa renaissance. Gedung ini menjadi symbol nasional dari Republik Dominika. Gedung ini sering dipakai sebagai persemayaman tokoh atau warga negara yang dihormati. Agak sulit untuk memotret gedung ini dengan mencakup keseluruhannya, mengingat kita akan berada di jalan sempit yang padat bangunan di jalan Las Damas ini.

Pantheon de Nacionale (Dokpri)
Pantheon de Nacionale (Dokpri)

Pada saat rehat makan, saya sempat intip sedikit kegiatan yang ada di Patheon. Ternyata, pada jam buka antara jam 10.00 - 17.00, terdapat petugas penjaga yang berdiri bergantian di depan gedung. Saya memotretnya sebagai silhuet saja karena memang terdapat pantulan sinar dari belakang pintu dan jendela dalam gedung tersebut.

Pantheon (dokpri)
Pantheon (dokpri)

Dalam sejarah Santo Domingo, Jesuit pernah berjaya pada tahun 1746-1767. Gedung ini sempat menjadi gudang tembakau dan juga gedung pertunjukan pada pasa pro kemerdekaan ketika kelompok peerjuangan kemerdekaan seperti La Trinitaria ada. Gedung ini sempat mengalami renovasi pada tahun 1956 yang dilakukan oleh seorang arsitek Spanyol, Javier Borroso untuk tujuan penggunaannya sebagai museum. Perintah pembangunan menjadi museum dilakukan oleh diktator Trujillo yang akhirnya mati dibunuh dan dikuburkan di dasar gedung ini. Terdapat pula kuburan orang terkenal di gedung ini, antara lain Francisco Gregorio Billini, Gregorio Lupern, dan Eugenio Hostos.

Wisata 5. Pelabuhan Santo Domingo
Selain sebagai kota budaya, Santo Domingo juga merupakan kota pelabuhan yang melayani transportasi penumpang dan perdagangan masyarakat wilayah negara Republik Dominika. Selayaknya kota di Karibia, Santo Domingo bertemperatur tropis sekitar 22 sampai dengan 32 Celcius dan sejuk berangin pada musim dingin.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
Wisata ke 6. Parque Colon
Parque Colon adalah taman atau 'central square' yang berdekatan dengan gereja katedral di wilayah kolonial Santo Domingo. Taman ini adalah peringatan pada jasa Christopher Columbus yang dibangun pada tahun 1887. Di tengah taman tersebut terdapat monument berupa patung Christopher Columbus. Area ini sebelumnya bernama Plaza Mayor.
christopher-colon-copy-5c5ffd2cab12ae39be07d204.jpg
christopher-colon-copy-5c5ffd2cab12ae39be07d204.jpg

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Di sekitar area ini kita bisa dapati beberapa cafe dan restoran. Terdapat satu restoran yang saya beberapa kali kembali karena mereka memiliki menu salad yang cukup berbagai. Juga itulah cafe yang sesuai dengan kantong wisatawan yang memang bukan bepergian karena kelebihan dana.
Karena di area ini banyak burung dara, banyak wisatawan hadir hanya untuk melihat burung atau memberi jagung. Di area ini pula, saya sempat memotret sepasang calon pengantin yang sedang melakukan foto pre wed di area antara taman dan katedral.  Ini bonus wisatawan.

Dokpri
Dokpri
Wisata 9. Calle del Conde 
Calle del Conde adalah satu satunya area jalan kaki untuk wisatawan yang hendak melihat Santo Domingo beserta pertokoannya adalah Calle del Conde. Di sana terdapat pertokoan tua, caf dan restoran serta toko suvenir. Gelandanganpun ada. Di tengah pedestrian itu terdapat bangku bangku semen untuk tempat wisatawan duduk santai dan memandang orang yang lalu lalang. Di area ini pula saya melihat satu dua orang tanpa rumah 'homeless' atau sering kita sebut gelandangan berserta barang barangnya. Di daerah inilah mungkin kita sedikit bisa bayangkan adanya keberagaman masyarakat. Terdapat mereka yang berkulit hitam dan sebagian berkulit coklat selayaknya masyarakat Amerika Latin, sementara sisanya adalah masyarakat berkulit putih. 

Tripsavvy.com
Tripsavvy.com
Dokpri
Dokpri
Wisata 10. Reruntuhan Bekas Rumah Sakit St Nicolas Bari
 Reruntuhan bekas Rumah Sakit yang ada diduga sebagai rumah sakit modern yang pertama di dunia. Lokasi bangunan tak jauh dari ktedral da berada di sudut. Nama St Nicolas Bari diambil dari nama seorang Santo. Rumah Sakit ini dibangun pada dua periode yaitu pada 1503 sampai 1508 oleh tentara Spanyol yang kemudian menjadi gubernur India, dan dibangun lagi pada 1552. Bangunan ini dikembangkan dengan inspirasi Renaissance Italia. Pada saat itu rumah sakit hanya menampung 70 orang pasien. Sayang sekali rumah sakit itu hancur total, padahal sejarah mencatat bahwa bangunan berinterior gotik. Sesuatu yang tidak bisa kita banyangkan ada pada masa itu. Sayang sekali foto yang saya buat tidak terlalu jelas dan sayapun hadirkan foto dari sumber lain. 

de San Nicolas de Bari, Santo Domingo ( artwork.karinkohlmeier.com)
de San Nicolas de Bari, Santo Domingo ( artwork.karinkohlmeier.com)
 Wisata 11. Reruntuhan Manestorio de San Francisco 
 Terdapat satu tempat yang hampir setiap pagi saya datangi selama saya tinggal 5 hari di Santo Domingi. Entah mengapa. Mungkin karena saya penasaran karena memang wisatawan tidak dapat memasuki areareruntuhan bangunan. Terdapat kerangkeng besi yang melindungi bangunan ini. Tempat ini adalah reruntuhan Tempat ini adalah the Monastery of San Francisco, yaitu gedung monesteri atau asrama biarawan biarawati yang pertama. Bangunan dibuat pada tahun 1508 namun kemudian ambruk karena badai. Pada tahun 1544 gedung dibangun lagi dan seselasi pada 23 Juli 1556, namun akhirnya dibakar oleh Francis Drake. Walaupun bangunan diperbaiki, akhirnya bangunan hancur oleh gempa bumi pada 1673 dan 1673. Karena hampir setiap oagi saya jalan dengan agak menaiki jalanan kea rah monestari, beberapa kawa akhirnya mengikuti saya untuk melihat reruntuhan bangunan.
Dokpri
Dokpri

 Wisata 12. Pecinan Santo Domingo Barrio Chino
 Pecinan di Santo Dmingo adalah satu dari 2 pecinan yang ada di Karibia. Pecinan ini cukup baru dan baru diresmikan pada tahun 2009. Lokasi pecinan ini adalah di sebelah utara kota kolonial. Untuk ukuran pecinan. Pencinan ini lengkap dengan perumahan, pertokoan dan pasar. Bila tidak ada symbol symbol khas Cina, maka daerah ini lebih mirip kampung Melayu atau wilayah peranakan, yang sebetulnya campuran dari budaya Cina dan Karibia. Terdapat beberapa patung dewa Cina. Juga terdapat kelenteng. Saya sengaja tidak mampir ke keleteng karena saya memahai ini kelenteng baru.
Yang justru menarik adalah saya menemukan sebuah bus kuno yang panjang berwarna kuning seperti di film Batman di Kota Gotham. Saya mencoba mencari cerita tentang bus panjang kuningn ini tetapi penasaran saya belum dapat jawab yang memuaskan.

dokpri
dokpri

Dokpri
Dokpri
Untuk menuju ke wilayah pecinan, saya perlu melewati beberapa blok wilayah yang lingkungannya berbeda dengan wilayah kolonial. Perbedaan itu tentu saja pada bentuk bangunan rumah dan gedung dan juga kelompok masyarakatnya.  

Wasata 13. Puerto del Conde  

Puerto del Conde adalah tempat proklamasi kemerdekaan Santo Domingo diadakan pada 27 Februari 2844 dari penjajahan Haiti setelah Spanyol mundur. Di bawah Haiti, Sando Domingo tidak lebih baik kondisinya. Pahlawan kemerdekaan dan pendiri negeri adalah Juan Pablo Duarte, Ramón Matías Mella dan Francisco del Rosario Sánchez yang melakukan proklamasi tersebut. Bangunan tersebut adalah benteng pertahanan Santo Domingo dari serangan Inggris di bawah Jenderal Robert Venables dan Admiral William Pennamid. pada  165, yaitu di masa perang Spanyol Inggris ketiga. 

Dokpri
Dokpri
 

Wisata 14.   Patung Patung, Bangunan dan Vegetasi yang Menarik
Patung Christopher Columbus ada di beberapa tempat. Di area sekitar museum terdapat patung yang menarik karena saya dapat memotretnya ketika matahari terbit. Memang kamera tidak terlalu bersahabat, namun saya mencoba menangkap apa adanya.

Columbus (Dokpri)
Columbus (Dokpri)

Juga terdapat patung perempuan Salome Urena de Henriquez berlokasi di Plaza of Poetry (Plasa Puisi). yang menjadi pionir pendidikan di Santo Domingo. Patung ini dibuat untuk menghormati guru dan penulis puisi. Perempuan pionir pendidikan dan puisi in iahir tahun 1850 dan meninggal di usia 46 karena penyakit TBC.

Terdapat suatu bangunan museum yang saya hanya sempat memotret di pagi gelap sambil jalan pagi yaitu Alcazar de Colon, yaitu museum yang berisi barang barang koleksi masa Renaissance. 

Bunga bunga di Santo Domingo tak beda dengan apa yang kita lihat di gambar soal Karibia. Terdapat beberapa yang saya foto. Tidak istimewa sekali, tetapi lumayanlah menyegarkan hari yang kadang kadang cukup panas.   Di tengah kelelahan berdiskusi ada saatnya saya iseng memotret kawan bicara saya yang sedang berdiri di depan jendela. Tentu saja siluet yang saya dapatkan. Dan ini jadi bagian dari oleh oleh dari Santo Domingo :)

Sang Pionir Pendidikan dan Puisi (Dokpri)
Sang Pionir Pendidikan dan Puisi (Dokpri)

Bunga di pinggiran museum (dokpri)
Bunga di pinggiran museum (dokpri)

Siluet kawan peserta pertemuan (Dokpri)
Siluet kawan peserta pertemuan (Dokpri)

Saya yakin masih banyak lagi tujuan wisata di Santo Domingo, bahkan untuk area kolialnya saja. Namun, untuk pengunjung yang hanya bisa melakukan perjalanan dari jam 6.00 sampai jam 7.30 pagi, saya bersyukur bisa mengenal tempat dan sejarah peradaban manusia yang disebut sebagai kota pertama.

Apa yang ada di kota kolonial Santo Domingo memang apa yang nampak indah di mata wisatawan. Santo Domingo sendiri bukan tidak memiliki persoalan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang cukup serius. Memang pertumbuhan ekonomi Santo Domingo dilaporkan oleh Bank Dunia mencapai di atas 4% pada 2017. Namun, kemiskinan di Santo Domingo yang telah turun menjadi 28,9 % (sebelumnya di atas 30%) pada tahun 2016 merupakan indikasi persoalan yang ada. Angka ini menunjukkan bahwa 1 dari 4 orang yang kita temui di Santo Domingo adalah orang miskin. Persoalan terbatasnya masyarakat perdesaan pada fasilitasi pengembangan ekonomi masih menjadi soal. Perempuan masih dianggap sebagai tenaga kerja pendukung laki laki sehingga tenaganya tidak pernah dihitung dalam statistik. Isu kerentanan perempuan dari kesehatan reproduksi, khususnya terkait penyakit seksual menular seperti HIV/AIDs juga meningkat, khususnya karena Santo Domingo sangat tergantung perekonomiannya pada sektor turisme. Sementara dua sektor lain, yaitu industri gula dan pengambangan zona eksport sangat tergantung pada kondisi perekonomian global. 

Kehidupan di luar kota koloni tentulah amatlah berbeda dengan bagian kota lainnya. Koloni melayani wisatawan kota yang dilindungi kelestariannya oleh negara dan telah terdaftar dalam UNESCO. Sementara kondisi di luar koloni adalah isu negara. Anak jalanan, daerah kumuh di seberang barat sungai utama di Santo Domingo dan persoalan sampah plastik laut yang mendarat di kota masih menjadi persoalan. 

 Walaupun kami telah menghasilkan catatan catatan yang kami anggap penting dan catatan tersebut telah diterbitkan dan beredar sebagai acuan, ada perasaan terganggu di hati saya bahwa saya belum bisa melihat realitas yang lebih luas di wilayah Santo Domingo selain dari data statistik yang ada. Sejarah Santo Domingo cukup panjang, yang menjadi penengara dunia akan kehidupan koloni pertama di Amerika, berikut sejarah yang menyertainya. Memahami lansekap sosial dan ekonomi dengan lebih lengkap tentu akan membantu kita memahami gambaran sejarah suatu kota dan warganya,  yang tentu lebih kompleks dari sejarah yang diwakili oleh kota koloni yang terawat bersih.  

Pustaka: 

Tripsavvy.com dan Wikipedia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun