Alasan ketiga, soal regenerasi anemon yang membutuhkan waktu ratusan tahun itu saya ternyata perlu juga membaca dan memahaminya dengan lebih baik. Memang, anemon dikenal berumur panjang pada ekosistemnya. Ia bisa hidup 60 sampai ratusan tahun. Satu hal yang saya sempat lupa adalah, di habitatnya, anemon melakukan kloning pada dirinya. Bila ia terpotong, ia akan menjadi bagian baru dari anemon. Hal ini menjadi bagian dari penelitian lembaga lembaga kesehatan ketika mereka mencari tahu tentang upaya regenerasi dari organ manusia. Dan, pada dasarnya, memang organ manusia tidak bisa seperti anemon.Â
Namun demikian, merusak anemon yang ada di lauttan bisa berarti merusak proses tumbuhnya anemon yang sudah terjadi puluhan tahun atau ratusan tahun. Apalagi, di luar habitatnya, misalnya di dalam akuarium air laut, anemon tidak bisa bertahan lama, karena beberapa hal. Satu hal adalah sempitnya akuarium dibandingkan dengan lautan yang luas. Â Hal kedua adalah kebutuhan anemon atas kecukupan sinar matahar. Juga begitu banyak alasan lain, termasuk kombinasi jenis ikan yang ada di akuarium. Untuk itu, sebetulnya memasukkan anemon sabagai daftar dari hobi pemeliharaan ikan di akuarium air laut bukan sebagai pilihan yang baik, dilihar dari sisi kelestarian anemon sendiri. Hobi semacam ini akan membunuhnya.
Alasan keempat, soal anemon sebagai rumah aman Nemo si ikan badut, ini memang ternyata benar. Saya senang membaca bahwa saya benar untuk yang satu ini. Bahkan terdapat kemitraan, simbiose mutualisme yang kuat antara ikan badut dan anemon. Okay, kita berkenalan dulu dengan siapa itu 'Nemo' si ikan badut dan juga siapa anemon.
Mereka hidup berkelompok dan membutuhkan sinar matahari. Oleh karenanya, sering ditemukan di laut yang tidak terlalu dalam. Ini risiko bagi anemon dan juga ikan badut untuk dipanen manusia. Ikan badut pada dasarnya lahir sebagai laki laki, tetapi bisa menjadi perempuan bila dibutuhkan ketika kawin. Intinya, mereka hemaprodit. Nah ini juga satu hal yang Walt Disney melakukan kebohongan kedua soal hilangnya ayah Nemo dalam konteks tidak ada laki laki lain dalam keluarga.
Anemon sendiri termasuk dalam kelompok Crindarians. Ia berada dalam kelompok yang sama dengan ubur ubur dan koral. Anemon makan plankton dan ikan ikan kecil. Beberapa anemon juga makan ikan yang cukup besar.
Ikan badut selalu hidup bersama anemon. Anemon mengeluarkan sengatan yang menyebabkan ikan ikan yang lebih besar tidak bisa memangsa Nemo si ikan badut. Juga, ikan badut mengusir ikan kupu kupu 'butterfly fish' yang hendak memakan anemon.
Artinya, sengatan sebagian besar anemon beracun untuk ikan kecil. Sementara, anemon besar bisa juga menyengat ikan yang lebih besar. Oleh karennya, ada beberapa jenis anemon yang bisa meracuni manusia.
Terdapat penelitian, antara lain oleh Nanette Chadwick dari Auburn University di Alabama yang menunjukkan bahwa ikan badut memberikan pupuk berupa kotorannya kepada anemone. Amonia yang dikeluarkan dari kotoran ikan badut, pada akhirnya membantu anemon untuk bernapas di malam hari.Â
Percobaan yang dilakukan pada ikan badut yang diletakkan bersama  anemon dan dibandingkan dengan yang tidak dengan anemon. Ikan badut yang hidup bersama anemon menunjukkan kegiatan yang lebih aktif di waktu malam. Juga pengukuran tingkat konsentrasi oksigen menunjukkan bahwa terdapat tingkat konsumsi oksigen 40 persen lebih tinggi ketika mereka bersama dibandingkan bila mereka terpisah (National Geographic.com). Kemitraan yang lain adalah, Ikan badut yang memakan sisa makanan dari anemon juga memberikan sirkulasi yang lebih baik di air karena ikan badut selalu bergerak menari bersama anemone. Â
Nah, jadi rupanya studi menunjukkan bahwa satu satunya fakta yang benar yang ada pada film "Finding Nemo" adalah soal kemitraan dan kebiasaan Nemo yang berceloteh dan saling melengkapi sebagai mitra sejati dengan sang anemon. Bila kemitraan antara Nemo dengan anemon diputus karena kita memelihara Nemo dalam aquarium atau membuat anemon menjadi pepes, ada persoalan pasokan oksigen yang terputus yang dibutuhkan keduanya keduanya.Â