Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

AAdF (Ada Apa dengan Facebook), Membaca Surat dari Seorang Mentor

22 Januari 2019   22:02 Diperbarui: 23 Januari 2019   04:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robert McNamee, Sang Mentor (NYC Media)

Investigasi juga menemukan dokumen internal Facebook yang diberikan kepada 150 mitra untuk dapat mengakses data pengguna, bahkan yang rahasia. Microsoft, Sony dan Amazon, misalnya, bahkan dapat memperoleh informasi terkait kontak dari teman pengguna. Hal ini tentu akan menempatkan Facebook pada posisi bersalah.

Arwa Mahdawi (the Guardian)
Arwa Mahdawi (the Guardian)
Tentu saja mitra facebook tidak mengakuinya. Arwa mahdawi mengajak kita mengkaji apa yang telah dilakukan Facebook pada tahun 2018.
  • Di bulan Maret, the Observer membongkar bahwa Cambridge Analytica telah memanen jutaan data melalui Facebook tanpa disadari, untuk tujuan politik. Facebook juga menyimpan data telpon dan SMS pada android pengguna;
  • Di bulan April, Facebook telah berbicara dengan rumah sakit rumah sakit untuk mendapatkan data kesehatan pengguna;
  • Di September, hackers mengakses 30 juta data akun Facebook
  • Di November, Facebook tidak melakukan upaya untuk mencegah platform ini digunakan sebagai pemicu pembunuhan di Myanmar. New York Times melaorkan bahwa perusahaan merekrut perusahaan relasi publik untuk membangun pandangan bahwa mereka adalah agen dari George Soros.
  • Di December : Facebook telah mengakui terlibat dengan adanya foto dari 68 juta pengguna tanpa ijijn.

Mahdawi mengatakan bahwa dengan semua hal yang dilakukan oleh Facebook, bila kita tetap menggunakan akun facebook dan tidak berbuat apa apa, kita harus tahu mengapa. Artinya, kita semua bodoh!. Dan facebook melihat ia bisa keluar dari persoalannya karena penggunanya memang bodoh.

Kim Komando, America's Digital Goddes, memberi 10 alasan mengapa kita harus tutup akun Facebook kita segera.

  • Facebook punya isu kerahasiaan dan privasi
  • Skandal Cambridge Analytica
  • Isu Standard API
  • Facebook mengintai perbincangan privat anda
  • Facebook mengintai anda melalui pencarian pada web
  • Menghabiskan waktu
  • Risiko merusak hidup anda
  • Facebook membuat orang kesepian
  • Facebook sengaja membuat ada adiksi
  • Meredifinisi apa artinya kawan. Semua bisa jadi kawan dan ini sangat riskan

Menghubungkan apa yang ditulis McNamee yang bisa dikatakan sebagai 'orang dalam' dan Arwa Mahdawi tentang hal di atas, menjadi lebih jelas persoalan serius yang dihadapi facebook. McNamee menulis beberapa harapan untuk menolong Facebook, dan untuk itu, Facebook harus melakukan reformasi dan juga resolusi.  Reformasi dan resolusi itu adalah, antara lain: 

  • Mendorong demokrasi, melalui data dan informasi yang akuntabel. Penyalahgunaan informai dan disinfomrasi telah menyebabkan korban jiwa di Srilangka dan Myanmar;
  • Kerahasiaan dan kontrol akan data adalah hanya milik pengguna;
  • Regulasi anti monopoli yang selama ini dilakukan secara bersama sama oleh facebook, google dan Alibaba;
  • Buat teknologi yang berbasis manusia, yang memberdayakan pengguna bukan memperdaya;
  • Turut mencegah adanya adiksi;
  • Perlindungan pada anak anak dari bully dan kekerasan, perdagangan anak

Kesemua hal di atas merupakan hal yang McNamee harapkan Facebook lakukan, mengingat Facebook telah mencedarai secara serius persoalan kerahasiaan, politik, sosial dan kesehatan pengguna. Ini adalah surat seorang Mentor kepada anak didiknya. 

Referensi :

https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/dec/21/quit-facebook-privacy-scandal-private-messages

http://time.com/5505441/mark-zuckerberg-mentor-facebook-downfall/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun