Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan Penyunggi, Antara Peran Sosial dan Kesehatan

22 Januari 2019   12:47 Diperbarui: 22 Januari 2019   22:41 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di India, perempuan menyunggi barang, mulai dari air sampai sayuran dari kebun. Sejarah di India menunjukkan bahwa mereka memerlukan cincin kepala head ring untuk mengganjal barang yang dibawanya. Bukti ini terdapat di Museum Tekstil di Kanada.

Perempuan India (Foto : Trisan Savatier)
Perempuan India (Foto : Trisan Savatier)
Di Afrika, perempuan memilih menyunggi dengan alasan praktis karena jalanan yang turun naik dan tidak rata. Menyunggi air atau menyunggi kayu sudah mereka kenal di desa.

Di Pakistan, perempuan juga menyunggi. Ketika terjadi bencana banjir, nampak lebih banyak perempuan, dibandingkan dan laki-laki yang membawa barang mereka dengan menyunggi. Foto terkait pengungsi tersebut nampak dramatis.

Pengungsi Banjir Pakistan pada 2010 (Foto AFP)
Pengungsi Banjir Pakistan pada 2010 (Foto AFP)
Bukan hanya di budaya timur, terdapat bukti bahwa perempuan di Eropa Barat menyunggi barang di atas kepalanya. Ini terjadi pada sekitar abad 14. Di beberapa dokumentasi, tergambar perempuan menyunggi wadah susu dari peternakan. Juga tedapat gambar perempuan menyunggi bakul berisi hasil panenan. Dokumentasi itu berasal pada masa abad 15. Juga terdapat foto perempuan di perdesaan Prancis yang membawa jerami dengan ukuran besar di atas kepalanya. Foto tersebut diduga berasal dari awal abad 19. 

Perempun di Perdesaan Perancis (blogs.exeter.ac.uk)
Perempun di Perdesaan Perancis (blogs.exeter.ac.uk)
Perempuan banyak menyunggi barang pada masa sebelum revolusi industri di Eropa. Kebiasaan ini berhenti pada pertengahan abad 19. Perempuan masih menyunggi di area perdesaan dan hanya untuk barang barang pertanian dalam volume kecil

Penelitian menunjukkan bahwa menyunggi adalah sangat khas perempuan. Terdapat juga laki-laki menyunggi, tetapi jumlahnya terbatas. 

Hal ini sangat nampak pula dalam pengamatan kita sehari hari. Ada beberapa kemungkinan mengapa lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang menyunggi.

  • Pertama, karena perempuan kurang memiliki akses transportasi daripada laki-laki. Laki-laki mengendarai kereta kuda dan transportasi lain. Perkembangan transportasi membuat laki-laki juga mengendarai sepeda motor dan mobil. Perempuan juga ditemui naik kuda, atau naik kereta kuda, sepeda motor dan mobil. Tetapi ini sangat jarang di wilayah perdesaan.
  • Kedua, sejak muda usia, perempuan perdesaan sudah dianggap atau diasumsikan terlatih untuk membawa barang berat di atas kepala. Perempuan, misalnya membawa keranjang, tampah, kendi air, dan barang lain di atas kepala.
  • Ketiga, perempuan dianggap melakukan pekerjaan rutin yang 'ringan' seperti membawa air, membawa kayu bakar, membawa hasil panen dari kebun dalam jarak dekat.
  • Keempat, perempuan biasanya melakukan jual beli dalam jumlah kecil dari rumah ke pasar terdekat.

Untuk itu semua, perempuan memilih, diasumsikan atau dipaksa oleh keadaan untuk menyunggi barang-barang.

Pro dan Kontra Menyunggi

Terdapat pro kontra tentang menyunggi dan hubungannya dengan kesehatan. Untuk yang pro, terdapat penelitian terkait manfaat menyunggi barang ringan di kepala. 

  • Pertama, menyunggi membuat leher kuat dan otot belakang berlatih keseimbangan. Kekuatan dan kelenturan otot akan mengurangi kemungkinan cedera.
  • Kedua, membantu relaksasi otot leher.
  • Ketiga, membuat kita lebih merasa berfokus dan dekat dengan lantai di bawah kita. Oleh karenanya orang yang melakukan meditasi sering melibatkan barang ringan di atas kepala.
  • Keempat, pada umumnya perempuan menggunakan kain atau handuk untuk mengalasi barang di atas kepalanya. Ini melindungi tulang tengkoraknya.

Yang mungkin menarik untuk didiskusikan adalah, mengapa hampir tidak ada perempuan di negara kaya seperti Amerika dan Jepang yang menyunggi. Sementara, saudara-saudaranya di negara-negara timur masih melakukannya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun