Suatu pagi di Desember 2016, dengan menaiki ojek, saya mengunjungi pasar Usuku di pulau Tomia, Wakatobi. Berkunjung ke pasar adalah salah satu bagian dari ritual saya bila melakukan kunjungan lapangan. Di pasar saya bisa mengenal sebagian dari aspek sosial ekonomi masyarakat setempat.
Pasar Usuku tidak terlalu besar, namun saya temui banyak hal menarik. Selain menyambung dengan area dermaga, banyak dijual bulu babi serta berbagai beberapa jenis rumput laut. Saya lihat ada pisang di beberapa sudut pasar. Meskipun pasar didominasi perempuan, saya masih melihat beberapa laki laki berjualan dan belanja.
Seusai saya berkeliling di pasar, saya mampir ke suatu warung kecil. Yang saya sebut warung adalah adanya kursi sekaligus meja dari bambu tempat perempuan berjualan minuman. Saya memesan segelas minuman, yang mereka sebut es cendol. Saya duduk sambil melihat sekeliling. Di sebelah saya, duduk pula seorang ibu. Kami berbicara.
Ibu itu bernama mama Nia. Sama dengan saya, Mama Nia beristirahat sejenak setelah ia ke pasar menjual Kasuami (makanan khas berasal dari ubi kayu yang menggantikan peran nasi). Ia hendak pulang ke rumahnya yang jaraknya 7 kilometer ke arah bukit. Ia biasanya menunggang ojek dan membayarnya dengan Rp 60.000 pulang pergi. Memang transportasi terbatas. Â
Bagi saya, yang menarik adalah Mama Nia menyunggi pisangnya yang satu lirang di atas kepalanya. Ia tampak santai menyunggi pisangnya. Sambil berbicara, ia minum teh hangatnya, sementara pisangnya tetap di atas kepalanya. Saya memandang dengan takjub. Saya memang melihat banyak perempuan membawa barang di atas kepala di wilayah ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyunggi berarti membawa barang dengan cara meletakkan barang tersebut di atas kepala. Menyunggi juga berarti menjunjung. Di Jawa dan Bali, menyunggi disebut juga 'nyuwun'. Dalam bahasa Inggris sering dikenal sebagai 'head carrying'. Dan, mengapa perempuan menyunggi? Mengapa menyunggi lebih banyak ada pada ranah kerja perempuan?
Di dunia timur, khususnya di perdesaaan, gambaran tentang perempuan yang menyunggi masih banyak ditemukan. Banyak foto tentang perempuan menyunggi di Asia Selatan maupun di Sub-Saharan Afrika.Â