Karena kondisi yang membaik, rencana dokter untuk melakukan pemeriksaan yang lebih serius dengan MRI pun dibatalkan. Akhirnya, dokter menyarankan saya mendapat perawatan fisioterapi.Â
Dokter spesialis rehabilitasi medik menengok dan memeriksa saya. Ia memberikan saran. Saya menurut.Â
Alat fisioterapi digunakan. Perawatan dibantu dengan alat Continuous Passive Motion (CPM). Â CPM adalah alat yang digunakan selama fase awal rehabilitasi setelah bedah atau trauma pada sendi kaki bagian bawah. Alat CPM secara teratur dengan alat pengatur waktu menggerakan persedian melalui pergerakan dengan jarak yang terkontrol. Diharapkan, penggunaan setiap hari meningkatkan pergerakan sendi yang awalnya terbatas. Terapi ini memastikan proses latihan yang aman selama proses pemulihan dan fase perbaikan jaringan dengan memungkinkan dilakukan gerakan secara pasif, mengurangi nyeri pasca operasi dan meminimalkan kemungkinan terjadinya inflamasi. Latihan itu dilakukan selama 1 jam per terapi.Â
Di hari kedua, saya sudah bisa menggerakkan kaki sebelah kanan dan mengangkat kaki setinggi 10 cm. Rasa sakit secara drastis menurun. Masih tersisa rasa sakit ketika kaki menapak di lantai. Tetapi, saya tidak harus menjerit kesakitan.
Di hari ketiga, saya sudah bisa mengangkat kaki lebih tinggi. Program fisioterapi saya adalah tetap dengan CPM, dan ditambah kompres gas dingin, Cryo.Â
Saya terus mengikuti saran dokter untuk melakukan fisioterapi. Ada perubahan perubahan baik. Dan oleh karenanya, saya bisa pulang ke rumah. Sambil rawat jalan.Â
Di hari keempat, saya sudah bisa lancar menggunakan alat bantu jalan 'kruk'.Â
Di hari kelima, saya sudah mulai bisa melakukan kegiatan mencuci piring, masih dibantu dengan kruk dan berjalan dengan lebih jauh lagi.Â
Selama beberapa hari rawat inap dan rawat jalan, saya kembali mengingat betapa ilmu kedokteran meninggalkan jejaknya. Beberapa ilmu yang tua seperti fisioterapi sampai dengan radiologi dan pengobatan pengobatan lainnya, telah membantu manusia.