Perusahaan penerbangan Southwest dari Amerika Serikat mengatakan ada sekitar 8 sampai 10 penerbangan yang tidak bisa terbang dalam seharinya, hanya karena kita menambah beberapa menit dari adanya keterlambatan penerbangan.Â
Mereka mengingatkan bahwa penerbangan tidak hanya melibatkan penerbangan tunggal. Banyak perusahaan penerbangan yang melayani penerbangan terhubung  atau connecting flight.
Dengan asumsi dan penghitungan atas faktor yang ada, penurunan keterlambatan jadwal berarti dapat menambah jumlah penerbangan. Untuk perusahaan penerbangan ini, 16 sampai 20 pesawat yang terbangan berarti menghasilkan sekitar $ $700 juta. Dan, sekitar US 50 juta pengeluaran pajak bisa dihemat.
Suatu studi yang diluncurkan University of Kansas pada 2017 mencatat bahwa penetapan harga bagasi meningkatkan efisiensi, khususnya terkait ketepatan penerbangan. Studi menemukan bahwa ketepatan waktu seakan tak tampak besar, sekitar 3,3 sampai 4,2 menit dan keterlambatan turun sekitar 2 menit. Namun hal ini menghemat perusahaan penerbangan dalam kaitannya dengan pengelolaan bagasi.
Ini pengalaman perusahaan penerbangan di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri, banyak aspek dan variabel harga tiket sebetulnya sudah menjadi bagian kebijakan perusahaan penerbangan. Mulai dari minuman dan makanan yang diberi harga sampai dengan warna kursi.Â
Sementara, komponen harga tiket penerbangan adalah terdiri dari tarif dasar + PPN + asuransi + tarif FS (Fuel Surcharge).Â
Asuransi pasti meningkat setelah kasus kecelakaan Lion.Â
Bagaimana dengan tarif bahan bakar?Â
Bagaimana pajak tiket dan aspek lain yang terkena pajak mempengaruhi harga tiket kita? Â Juga biaya pengelolaan bagasi mempengaruhi ketepatan waktu penerbangan? Â Itu mungkin yang belum banyak kita diskusikan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H