Apa yang ditawarkan oleh museum-museum baru ini berbeda dengan konsep yang ditawarkan oleh Walt Disney, misalnya. Di masa yang lalu, Walt Disney membangun area wisata dengan bentuk bangunan kota dan juga jalan jalan yang dikelilingi wahana. Bangunan dan jalan jalan itu bagaikan kota masa depan pada zamannya.Â
1. Mengubah dan memberi ragam standar kecantikan. Walau Instagram menuai kritik karena mendorong pengguna muda harus menyesuaikan standar kecantikan melalui aplikasi edit dan filter foto, tetapi Instagram memberi ruang bagi pengguna untuk menggali perspektif tentang apa itu cantik yang keluar dari definisi tradisional.
2. Mengubah budaya wisata. Instagram merupakan tambang inspirasi untuk wisata. Kekayaan pilihan foto lokasi wisata dan pengenalan pada tujuan wisata baru, menjadi pertimbangan calon wisatawan dalam mengamil keputusan tentang ke mana akan pergi. Ini menantang sektor pariwisata untuk melihat kembali dan menyusun strategi baru.
3. Menghidupkan gambar datar jadi fenomena. Foto still live yang semula biasa saja dapat menjadi fenomenaal, seperti pada #flatlay.
4. Memunculkan tren kuliner baru. Kopi Klotok dengan nasi lodeh, roti lapis isi alpukat, es krim arang (charcoal) hanyalah sebagian kecil dari kuliner unik yang ada dalam daftar panjang kuliner menarik yang ditayangkan oleh Instagram.
5. Menciptakan dan mengubah keseluruhan merek sosial. Instagram, pada akhirnya menciptakan dan mengubah keseluruhan merek atau branding produk menjadi merek sosial. Pengguna menjadi bagian dari proses memperkenalkan produk dan merek karena batasan perdagangan hampir tak ada di Instagram.
6. Memobilisasi gerakan aktivisme. Instagram menggerakan upaya kemanusiaan dan sosial melalu ajakan dan mobilisasi sumber daya.
7. Menciptakan kelompok ‘influencer’. Influencer yang membangun pengikut dapat memengaruhi cara pandang dan pilihan, bukan hanya pada produk tetapi juga gaya hidup.Â
Namun ada komentar tentang hubungan Instagram dengan sifat narsistik dari penggunanya. LendEDU, suatu layanan marketplace berbasis di New Jersey, Amerika Serikat yang melakukan survei dengan melibatkan 10.000 orang dari generasi millenial menemukan bahwa 64% responden percaya Instagram adalah platform media sosial yang paling narsistik.Â
Survai membuka pula kecenderungan pengguna yang berfokus pada diri sendiri dan memamerkan apa yang ia banggakan, seperti pekerjaan, pacar, sahabat, tubuh. dan tempat tempat yang mereka pergi dan kunjungi. Bahkan termasuk juga sekolah tempat belajar, makanan yang mereka nikmati, dan mobil yang mereka naiki.