Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batu Jong, Keterpencilan dan Pasca-bencana

29 Desember 2018   11:23 Diperbarui: 30 Desember 2018   15:31 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Filial 3 Bilok Petung di Batu Jong yang hancur karena gempa dan sekolah darurat (Foto : dokumentasi pribadi)

Murid SD Filial 3 berjumlah 18 orang ada di SD ini, yaitu 2 orang duduk di kelas 2, 4 orang duduk di kelas 4, 7 orang di kelas 5, dan 5 orang di kelas 6. Di samping itu, tiadanya pendidikan anak usia dini menyebabkan murid murid usia dini tersebut juga dititipkan di dalam kelas darurat berdinding bedeg ini. Semuanya diajar oleh seorang guru, Ibu Mus. Dengan hanya berbekal 1 papan tulis, Ibu Mus memberikan pelajaran bergantian.

Sebelum gempa, ada dua orang guru yang mengajar. Tapi sejak gempa,  satu orang guru ditarik ke sekolah induk, SDN 3 Bilok Petung yang berlokasi di Dusun Kokok Puteq, karena kekurangan guru. Maka sejak gempa hingga saat ini hanya Ibu Mus yang mengajar. Cara belajar disiasati dengan cara jam pelajaran pertama guru menerangkan pelajaran di kelas 5 dan 6, sementara kelas 2 dan 4 diberikan catatan, dan sebaliknya.

Atas jasanya ini, Ibu Mus memperoleh insentif sebesar Rp. 550.000 per 3 bulan. Menurut penuturan Ibu Mus, kepala sekolahnya tidak pernah datang ke SD Filial Batu Jong, dan setelah gempa datang hanya sekali setelah gempa kedua yaitu pada tanggal 5 Agustus 2018. Sebenarnya, pihak sekolah memiliki rencana untuk merehabilitasi bangunan sekolah yang hancur, tapi belum dapat direalisasikan karena belum adanya kesepakatan terkait ongkos tukang. Karena prosesnya yang lama, maka dinilai masih diperlukan sekolah sementara. Agar murid murid bisa belajar dengan sedikit lebih nyaman. 

Doktrr Kara Citra dan dokter Nadya Putri melayani kesehatan murid murid SD Filial 3 Bilok Petung di Batu Jong (Foto : Dokumentasi Pribadi)
Doktrr Kara Citra dan dokter Nadya Putri melayani kesehatan murid murid SD Filial 3 Bilok Petung di Batu Jong (Foto : Dokumentasi Pribadi)
Saat Tim Gema Alam datang ke lokasi pada hari Selasa, 16 Oktober 2018 dan kembali pada hari Kamis 1 November 2018, sedang dilaksanakan pembangunan ruangan untuk PAUD dari dana APBN, dengan batas waktu pengerjaan sampai dengan akhir bulan November 2018. Hajatannya, selain untuk PAUD juga dapat digunakan untuk proses belajar mengajar SD Filial. Bangunan PAUD ini berukuran 6 x 8 meter.

Kepala dusun, Ibu Mus dan beberapa wali murid menyambut baik rencana pembangunan sekolah sementara yang hendak difasilitasi oleh Tim Gema Alam dan Sahabat Gema Alam. Penggalangan sumber daya dilakukan dan terkumpul dana untuk membangun 6 unit Huntara dan Sekolah Sementara. Namun, proses pembangunan tidak semudah yang direncanakan. Rencana masyarakat yang semula sepakat untuk bergotong royong juga lebih lambat realisasinya.  

Bangunan fisik gedung SD filial sebelum dihancurkan oleh gempa pertama pada tanggal 29 Juli 2018 terdiri dari 1 ruangan berukuran sekitar 10 x 4 meter. Sekolah ini diresmikan pada tahun 2009 oleh istri bupati terpilih saat ini. Dulu mereka janji akan mengunjungi Batu Jong setelah sekolah terbangun namun ternyata tidak pernah datang lagi karena bupati lengser. Istri bupati ini juga yang meminta bu Mus untuk menjadi pengajar.

Masih terkait anak anak, kasus perkawinan anak ditemukan. Dua kasus ibu hamil dengan risiko tinggi juga ditemui di wilayah ini. Seorang perempuan berusia 17 tahun yang berasal dair Kalimantan dan menikah dengan laki laki dari Batu Jong saat ini hamil 5 bulan, padahal telah memiliki anak berusia 16 bulan. Artinya, ia menikah dan hamil ketika berusia belum 15 tahun. 

Dukungan Pasca Bencana yang Lambat

Layanan kesehatan dan kunjungan dokter dicatat dilakukan oleh relawan setelah gempa 29 Juli 2018. Namun, setelahnya, tak ada lagi kunjungan tim kesehatan. Untuk itu, Gema Alam NTB dan Sahabat Gema Alam melakukan layanan kesehatan dengan mengirim 6 orang dokter relawan, sebanyak 3 kali sejak September sampai dengan November 2018. Dokter spesialis anak, dokter spesialis kebidanan dan obgyn serta dokter umum melayani kebutuhan atas layanan kesehatan penduduk dusun ini. Namun ini tidak cukup. Diperlukan suatu pendekatan layanan yang berkelanjutan. Termasuk di dalamnya adalah promosi hidup sehat. 

Lansia hanya bergantung pada dokter relawan yang datang ke dusun (Foto : Dokumentasi Pribadi)
Lansia hanya bergantung pada dokter relawan yang datang ke dusun (Foto : Dokumentasi Pribadi)
Pada kunjungan di tanggal 13 November 2018, perkembangan pembangunan huntara masih nampak lambat. Dan pantauan atas perkembangan sampai dengan minggu terakhir bulan Desember menunjukkan pula kemajuan yang tidak terlalu memuaskan. Namun diskusi atas situasi di dusun makin dipahami. Perlu waktu untuk mendampingi masyarakat ini. Ibu Mus yang diharapkan menjadi titik masuk adalah guru yang sangat sibuk. Sibuk denga mengajar di kelasnya. Sibuk menjadi kader kesehatan. Juga sibuk mewakili kepala dusun ketika ada pihak dari luar ingin berkomunikasi untuk pembangunan di dusun. 

Pada akhirnya, pembangunan secara menyeluruh, baik itu di sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi perlu dilakukan.  Upaya ini tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat, dan hanya oleh satu lembaga ang melakukan perjuangannya dengan berbekal swadaya. .  Gema Alam NTB dan Sahabat Gema Alam perlu memberikan pendampingan berkelanjutan dan dengan kesabaran.  Pendampingan pembangunan huntara dan sekolah sementara serta pemberdayaan petani mede menjadi prioritas. Pendampingan kesehatan masyarakat juga perlu dilanjutkan. Kami tetap terus berupaya. Kami harus kembali untuk bertemu anak anak yang bersemangat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun