Setelah mengalahkan Argentina lewat drama adu penalti. Chile menjadi juara di Copa America 2015 untuk pertama kalinya sejak 99 tahun. Keberhasilan ini tentu tak lepas dari pemain yang menjadi superstar Chile, seperti Alexis Sanchez, Arturo Vidal dan Claudio Bravo. Mereka bertiga mampu membuktikan kualitasnya. Dan juga topskor Chile Eduardo Vargas, yang namanya sedikit kurang mentereng ketimbang 3 sosok tersebut. Mereka berempat menjalankan Copa America yang bagus, tapi lampu sorot seharusnya diarahkan kepada Jorge Valdivia.
Valdivia bukanlah pemain paling terkenal bagi timnas Chile meski tergolong senior dan sudah mengecap 68 caps bagi Chile. Menghabiskan kariernya di klub seperti Colo Colo, Universidad de Conception, Rayo Vallecano, Servette, Al Ain, Palmeiras dan (akan bergabung ke) Al Wahda. Bagaimana hal itu akan bisa membuat ia terkenal di seluruh dunia ? Bahkan anda mungkin akan lebih mengenal nama seperti Gary Medel, Mauricio Isla dan Jean Beausejour karena malang-melintang di Eropa ketimbang Jorge Valdivia.
Pemain yang akan genap berusia 32 tahun pada Oktober nanti memainkan seluruh laga Copa America 2015 sebagai starter. Dari 4 formasi yang dicoba Chile sepanjang tunamen, Valdivia selalu ditempatkan sebagai pemain di belakang striker. Vidal-Aranguiz-Diaz pemain di posisi '3' pada 4-3-1-2 dituntut untuk mampu menekan lawan sepanjang pertandingan, menjaga penguasaan bola tetap milik Chile dan Valdivia dalam posisi '1' di posisi tersebut memiliki tugas yang tak kalah penting yaitu menahan bola dan mengkreasikan peluang. Ini bisa dilihat dari seluruh laga Chile yang saya tonton, ketika bola dari lawan berhasil direbut maka orang yang dicari adalah Jorge Valdivia. Dan Valdivia menjalankan peran tersebut sangat baik.
Tak heran rasanya jika Jorge Valdivia mencatat keypasses sebanyak 2,7 per pertandingannya dan juga assist sebanyak 3. Angka ini menjadikan Valdivia menjadi pemain dengan catatan keypasses tertinggi dan assist tertinggi -bersama Messi- pada Copa America 2015. Dan mencatat rating kedua tertinggi di bawah Arturo Vidal berdasarkan situs whoscored.com.
Valdivia pun dikenal memiliki kemampuan dribble yang cukup baik, dengan catatan 2,5 dribble per pertandingan. Tentu jika anda menonton pertandingan Chile vs Uruguay anda tidak akan melewati insiden dimana Valdivia melewati Fucile dengan cara nutmeg. Diawali dengan menerima bola kiriman Vidal, Fucile sudah mencoba menekel Valdivia namun diawali dengan putaran Valdivia berhasil melewati Fucile dengan indah.
Di final pemain yang akan bergabung ke Al Wahda ini hanya mencatat waktu bermain 75 dari 120 menit, entah kebetulan atau tidak hal ini menyebabkan satu-satunya pertandingan dimana Chile tidak mencetak gol. Dimana 5 pertandingan sebelumnya Valdivia paling tidak mencatat menit bermain hingga 85 menit dan Chile selalu mencetak gol.
Setelah Copa America 2015, lagi-lagi Vidal, Vargas dan Bravo banyak disebut sosok paling penting dalam keberhasilan Chile. Kontribusi Valdivia di ajang ini tentu mengangkat sedikit namanya, bahkan seharusnya ia menjadi MVP pada Copa America 2015 -yang kabarnya tak diberikan oleh siapapun setelah Lionel Messi menolaknya-. Namun, dengan kontribusi yang 'tak dilihat' seperti ini sudah sepantasnya di disebut unsung hero bagi Chile di Copa America 2015.
Â
Gambar diambil dari lanacion.cl
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H