SEJARAH
Telah menjadi sebuah tradisi kuliner nusantara yang turun-temurun, Gempol Pleret, kuliner khas ini kini menjadi primadona dan dikenal hampir oleh seluruh masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah. Namun pernahkah Anda berpikir bagaimana sejarah Es Gempol Pleret ini?
Es Gempol Pleret bisa dikatakan sebagai minuman maupun makanan, karena komposisi dasar gempol dan pleretnya yang berasal dari tepung beras. Umumnya, Gempol Pleret dapat kita jumpai di kota Surakarta yang sering mendapatkan julukan “The Spirit of Java” maupun kota Semarang, ibukota dari Jawa Tengah.
Secara etimologis, makna dari frasa “Gempol Pleret” berasal dari kata “Jempol” dalam bahasa Jawa yang berarti ibu jari. Sumber lain mengatakan bahwa Mengapa disebut demikian? Hal ini dikarenakan pembuatan gempol dan pleret sendiri adalah dibuat secara manual menggunakan ibu jari dari jari-jari tangan.
SERAT CENTHINI DAN KEKAYAAN KULINERNYA
Manusia, sejak zaman sampai saat ini selalu memiliki upaya, akal budi, serta kekayaan intelektual yang dibarengi dengan kearifan lokal menciptakan berbagai jenis makanan sebagai sumber pangan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Serat Centhini mengulas banyak mengenai kuliner-kuliner yang berkembang di masyarakat Jawa, khususnya peradaban masyarakat Jawa era Dinasti Mataram Islam di Kartasura yang saat itu dipimpin oleh Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono (PB) V.
Berdasarkan sumber yang didapatkan, konsep makanan menurut Serat Centhini terbagi ke dalam beberapa jenis di antaranya: makanan pokok, makanan nyamikan atau camilan, jajan atau snack, peristiwa khusus, atau sebagai pelengkap keperluan upacara. Bahan-bahannya pun juga bervariasi: mulai dari nasi beras, jagung, ketela rambat, maupun kacang-kacangan. Semuanya terinci dan tergambar dengan jelas lewat sajak-sajak indah yang tercipta di dalamnya.
Bisa dikatakan, Es Gempol Pleret adalah makanan sekaligus minuman yang menjadi jajan atau dessert untuk kudapan akhir saat jamuan makan menurut tradisi masyarakat Jawa era Mataram Islam Kartasura. Ditemukan bahwa Es Gempol Pleret merupakan satu dari 48 jenis makanan yang ditemukan oleh peneliti berasal dari Serat Centhini dan kuliner ini harus disertakan pada setiap hajatan sebagai komplitan atau pelengkap sajian jamuan makan tradisional masyarakat Jawa pada era tersebut.
KEUNIKAN MAKANAN KHAS SERAT CENTHINI
Sesuai dengan yang tertera dalam Serat Centhini, gempol pleret khas Surakarta masih bertahan hingga saat ini menggunakan cara tradisional dalam pembuatannya dan tidak menggunakan pewarna, pengawet, maupun pemanis buatan. Bahan-bahan yang terkandung di dalamnya masih sangat autentik dengan yang tertera di serat. Gempol Pleret telah menjadi menu andalan masakan khas Nusantara yang hingga saat ini masih sering ditampilkan dalam jamuan-jamuan makan tradisional oleh masyarakat Jawa pada berbagai kalangan.
Kuliner yang satu ini, terkenal dengan proses pembuatannya yang panjang. Menurut sumber yang didapatkan dan menurut hasil riset dari penulis, kuliner Gempol Pleret tercipta melalui proses yang panjang. Beras yang sudah direndam selama 2 jam kemudian harus dicuci dan kemudian dihancurkan serta melalui proses yang panjang sampai pada pembentukan bulat-bulat untuk adonan gempol dan bentuk adonan plirit atau pipih dan diberi warna cokelat dari gula aren. Citarasa perpaduan gurihnya santan, manisnya gula aren, serta adonan gempol pleret inilah yang menjadi kekhasan