Indonesiaku Kini
Indonesia...
Negeri yang kaya dan indah
Untuk mereka tapi tidak untuk kita
Mungkin kita hanyalah sekumpulan jongos dan pengemis di jalanan pertiwi, hidup susah terkatung-katung di jalanan yg anggarannya dahulu dikebiri oleh para dia, dia dan dia yang telah kita pilih
Masih sehatkah negeriku?
Atau sudah sesakkah nafasmu bu pertiwi?
Ibu lihat, lihatlah mereka yang tak lagi amanah hanya karna harta dan tahta
Lihatlah mereka yang terbiasa berpura-pura berdusta dan merekayasa sebuah cerita
Sekarang pun, darah yg tertumpah di bunuh mereka, dibumbui fitnah hanya untuk menutupi dosa mereka yang serakah
Kemana lagi kami harus mengeluh ibu?Â
Ibu pertiwi, engkau menangis pun mereka tidak akan peduli,Â
Mereka tak ingat kebayamu yang dijahit dengan darah para pejuang,Â
Selendangmu yang dibuat dari kulit-kulit para pejuang,Â
Sepatumu yang dibuat dari susunan abu tulang belulang pejuang yang dahulu dibakar sampai mati,Â
yang sapu tanganmu dulu dicuci dengan air mata dan keringat para pahlawan kita.
Doakan kami ibu, doakan kami agar negeri ini segerah kembali pulih.
Agar para pemimpin tertinggi negeri kelak berani menepati janji, janji untuk menjaga negeri ini dari runtuhnya penegakkan keadilan
Do'akan kami ibu
Agar kami tabah dengan semua yang harus kami hadapi.
Mulut kami sudah lelah memohon agar adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, karena mungkin kemanusiaan yang adil dan beradab telah lama dilupakan di negeri ini.
Keadilan yang tak memandang kasta maupun strata.Â
Bisa tidaknya semua tergantung mereka dan kita.Â
Semoga mereka segera amanah sebelum kita akhirnya harus merontah demi tegaknya kedaulatan bangsa. Indonesia.Â
Manado 26 September 2022
Video puisiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H