Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Indonesiaku Kini

27 September 2022   05:39 Diperbarui: 27 September 2022   05:45 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesiaku Kini

Indonesia...
Negeri yang kaya dan indah
Untuk mereka tapi tidak untuk kita

Mungkin kita hanyalah sekumpulan jongos dan pengemis di jalanan pertiwi, hidup susah terkatung-katung di jalanan yg anggarannya dahulu dikebiri oleh para dia, dia dan dia yang telah kita pilih

Masih sehatkah negeriku?

Atau sudah sesakkah nafasmu bu pertiwi?

Ibu lihat, lihatlah mereka yang tak lagi amanah hanya karna harta dan tahta

Lihatlah mereka yang terbiasa berpura-pura berdusta dan merekayasa sebuah cerita

Sekarang pun, darah yg tertumpah di bunuh mereka, dibumbui fitnah hanya untuk menutupi dosa mereka yang serakah

Kemana lagi kami harus mengeluh ibu? 

Ibu pertiwi, engkau menangis pun mereka tidak akan peduli, 

Mereka tak ingat kebayamu yang dijahit dengan darah para pejuang, 

Selendangmu yang dibuat dari kulit-kulit para pejuang, 

Sepatumu yang dibuat dari susunan abu tulang belulang pejuang yang dahulu dibakar sampai mati, 

yang sapu tanganmu dulu dicuci dengan air mata dan keringat para pahlawan kita.

Doakan kami ibu, doakan kami agar negeri ini segerah kembali pulih.

Agar para pemimpin tertinggi negeri kelak berani menepati janji, janji untuk menjaga negeri ini dari runtuhnya penegakkan keadilan

Do'akan kami ibu

Agar kami tabah dengan semua yang harus kami hadapi.

Mulut kami sudah lelah memohon agar adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, karena mungkin kemanusiaan yang adil dan beradab telah lama dilupakan di negeri ini.

Keadilan yang tak memandang kasta maupun strata. 

Bisa tidaknya semua tergantung mereka dan kita. 

Semoga mereka segera amanah sebelum kita akhirnya harus merontah demi tegaknya kedaulatan bangsa. Indonesia. 

Manado 26 September 2022

Video puisi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun