Kejadian yang sangat membekas dalam hatinya yang akhirnya membuat Ignasius bersama istri mengambil keputusan mulia atas dasar cinta pada sesama dengan menjadi volunteer di tanah Papua di pedalaman hutan Suku Asmat, tepatnya di Kampung Er, Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat, Â Papua.Â
Ignasius sebelumnya sudah hidup nyaman dengan karir menjadi guru di SMA Negeri 2 Monokwari, Papua Barat. Seakan menjadi gambaran tentang kesejahteraan masyarakat Papua, di Monokwari ketika itu, Ignasius melihat dunia pendidikan dan ekonomi sudah sangat berkembang. Pembangunan dan perputaran ekonomi di Monokwari dirasakan Ignasius sudah sangat maju.Â
Namun semuanya berubah ketika di tahun 2017, Ignasius bertemu dengan seseorang yang mempunyai hobi bersepeda berkeliling Indonesia, namanya Andreas Wahyu, yang juga merupakan teman kuliahnya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta.Â
Andreas Wahyu dengan hobinya bersepeda berkeliling Indonesia di tahun 2017 tiba untuk bersepeda di Papua. Andreas bersepeda mengelilingi Papua sampai ke pelosok pedalaman Papua.
Lewat Andreas lah, lewat teman kuliahnya semasa di Jakarta ketika dahulu inilah, untuk pertama kali Ignasius mendengar cerita tentang sebuah kampung yang tidak ada lagi jalan untuk Andreas mangayuh sepedanya. Ketika itu, Andreas bercerita bahwa dia harus menaikkan sepedanya ke perahu untuk menyeberangi sungai yang besar agar bisa sampai di kampung tersebut.Â
Kampung Er, memang terletak di pedalaman Asmat, dan di daerah tersebut merupakan daerah rawa yang setiap harinya mengalami pasang surut air, sehingga tentunya secara geografis sangat sulit untuk adanya akses jalan menuju kesana selain lewat transportasi air, yakni dengan menggunakan perahu.Â
Andreas juga bercerita tentang bagaimana kehidupan orang yang tinggal disana, tentang apa yang menjadi permasalahan mereka disana, sehingga dari cerita tersebut mampu menggerakkan hati sang pak guru ini yang bernama lengkap Ignasius Bria Nahak yang memutuskan untuk melihat langsung kehidupan orang-orang yang hidup di pedalaman Asmat ini.Â
Di tahun 2017, Ignasius menginjakkan kaki di Kampung Er, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, Papua. Tujuan pertamanya kesana adalah untuk memberdayakan penduduk disana agar penduduk disana bisa mengolah hasil alam mereka dan kerajinan tangan mereka, seperti ukiran atau pahatan kayu Suku Asmat yang sangat bagus itu.Â