Mengenang Kisah Kembalinya Anak Ibu Pertiwi Yang Hilang, Nicholas Jouwe, Tokoh Fenomenal dari Papua
Papua, beberapa hari terakhir ini semua mata tertuju disana, di bumi cendrawasih. Terjadinya persekusi dan tindakan yang dianggap menghina masyarakat papua menjadi alasan mengapa kekacauan di tanah yang memiliki sumber daya alam melimpah ini terjadi.
Kekacauan atas ketersinggungan masyarakat papua yang terjadi sekarang ini membuat kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI pun tak tinggal diam. Sebuah momentum emas yang sangat jarang terjadi untuk menggelorakan referendum untuk Papua merdeka.
Melihat konflik yang sedang terjadi di papua ini mengingatkan saya pada seorang tokoh fenomenal dari Papua yang sudah terlebih dahulu berpulang kepada sang Pencipta pada usianya yang ke 94 tahun.
Saat itu Nicholas Jouwe menghembuskan nafasnya yang terakhir di tahun 2017 silam. Tepatnya sekitar Pkl. 03.15 WIB di rumah Duka Jl. Kedondong 16 Komp. Kalibata, Jakarta Selatan, tanggal 16 September 2017.
Seandainya saja sang tokoh fenomenal dari Papua ini masih ada sampai sekarang ini, mungkin saja sang Nicholas Jouwe bisa membantu meredakan ketegangan yang sedang terjadi di Papua sekarang ini.Â
Sang fenomenal Jouwe yang dahulu diminta oleh Belanda untuk membuat Bendera Bintang Kejora sebagai bendera Papua merdeka.
Bagi saya, seorang Nicholas Jouwe pasti berpikir tentang masa depan Papua sampai saat beliau menua bahkan disaat dia akan menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Pemerintah harusnya bersyukur karena sebelum Nicholas Jouwe menutup usia, beliau telah terlebih dahulu menuliskan sebuah buku yang menggambarkan pandangan politiknya tentang Papua. Buku itu pun diberinya tajuk : "Kembali ke Indonesia: Langkah, Pemikiran dan Keinginan".
Buku Kembali ke Indonesia: Langkah, Pemikiran dan Keinginan, merupakan tulisannya yang menggambarkan penyesalan Nicholas Jouwe sebagai pendiri OPM (Organisasi Papua Merdeka), Jouwe, yang pernah tinggal di Belanda selama masa perjuangannya yang dengan semangat dahulu memperjuangkan kemerdekaan Papua pada dunia Internasional.
Nicholas Jouwe pada tahun 1960 pernah bersumpah bahwa tidak akan menginjakkan kaki di tanah kelahirannya selama tanah Papua masih dikuasai oleh Indonesia. Sumpah sang fenomenal Papua ini dilontarkannya saat meninggalkan Indonesia pada waktu itu.