Jadi sebenarnya yang menjadi sasaran utamanya bukan ke empat tokoh yang sudah diberitakan media selama ini melainkan sasaran utamanya adalah Tanah Air ini, Â sosok yang selama ini kita sapa dengan sebutan Ibu Pertiwi.Â
Ibu Pertiwi akhir ini bersedih melihat bagaimana anak-anknya saling mencaci maki, Â saling menuduh dan bahkan berencana untuk menembak mati.Â
Si terduga pun sebenarnya adalah anak sang Ibu Pertiwi yang selama ini dikandung oleh sang Ibu dan lahir dari rahim Ibu Pertiwi, menginjakkan kaki dan makan dari bumi Ibu Pertiwi. Namun Ibu tidak pernah mewariskan rasa benci untuk menghabisi sesama putra putra Ibu Pertiwi.
Sasaran utamanya adalah membunuh Ibu Pertiwi untuk mencapai apa yang menjadi ambisi diri.Â
Percayalah saudaraku, Â Mata ganti mata hanya akan membuat bangsa ini buta.Â
Mari kita mengambil pengalaman dari kejadian - kejadian yang terjadi di negara timur Tengah. Â Beberapa negara yang telah porak poranda akibat perang saudara yang berkecamuk hanya menguntungkan pihak luar yang menopang satu pemerintahan yang berdiri, Â karena dengan begitu segala kebijakan pemerintah yang baru adalah pro luar.Â
Bayangkan jika Ibu Pertiwi kita porak poranda dan pihak luar pun masuk dengan berpakaian ala malaikat sambil berkedok investasi yang menjajah Ibu Pertiwi, ketika itu terjadi, bangsa ini sudah tida memiliki kekuatan sama sekali karena sudah dilucuti sebelumnya. Â Mereka pun akan leluasa mengeruk sumber daya alam yang ada di bumi Ibu Pertiwi karena kita telah terpecah belah akibat perang saudara.Â
Jika perang saudara terjadi, Â akan banyak daerah-daerah yang meneriakkan referendum atas daerah mereka masing-masing, Â dan apabila beberapa bagian Ibu Pertiwi ini pun terlepas, Â maka apa yang menjadi rencana para penguasa luar yang dengan senyap menjalankan aksinya pun tercapai.Â
Ibu Pertiwi kita kaya akan alamnya, Â sudah diceritakan dalam sejarah kita betapa banyaknya negara luar yang datang untuk menguasai Ibu Pertiwi kita dikala itu.Â
Dan ketika sekarang ini, Â kita diperhadapkan kembali akan ancaman itu, Â mari kita kembali membuka sejarah bangsa kita yang bersatu, Â bahu membahu, Â mengesampingkan perbedaan dan berdiri bersama memperjuangkan Ibu Pertiwi.Â
Janganlah kita kaget akan kemungkinan ancaman pihak luar untuk memporak porandakan Ibu Pertiwi kita.Â