Dan sekarang ke-enam bersaudara ini semuanya telah kembali pulang ke pangkuan penciptaNya sejak beberapa tahun yang lalu.Â
Suasana seperti itu sudah jarang saya lihat di kehidupan keluarga kita sekarang ini.Â
Sayapun akhirnya mengerti, Â kerukunan kasih yang mereka lakukan bukanlah semata mata untuk saling menjaga dan menghormati anatara satu dengan yang lainnya karena dibedakan oleh agama, Â melainkan kerukunan mereka terjadi karna memang ada rasa cinta dan kasih antara satu dengan yang lain.Â
Keharmonisan dan kerukunan itu hanyalah buah dari rasa saling mencintai dan memiliki yang ada pada mereka.Â
Mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa sudah mengatur perjalanan hidup keluarga besar saya Djamali - Sulangi yang memiliki anak-anak yng berbeda keyakinan namun tetap saling mencintai agar menjadi contoh yang harus diwariskan dan di ikuti oleh anak-anak dan cucu-cucunya.Â
Satu pesan dari nenek saya yang sampai sekarang masih terngiang ditelinga saya adalah ketika dulu saya bertanya kepada nenek saya kenapa nenek saya memiliki kakak beradik yang berbeda agama.Â
Saat itu nenek saya menceritakan alasan mengapa sampai mereka berbeda agama, Â namun di akhir ceritanya dia mengatakan sperti ini ;
 "samua sama Lev,  Kristen ada orang bae, mar ada le orang jaha,  Muslim le bagitu,  ada orang bae deng ada le orang jaha".
" Kase beda orang dari depe kalakuang, bukang depe agama"
"Semuanya sama Lev, Â Kristen ada orang baik tapi juga ada orang jahat, Â Muslim juga begitu, Â ada orang baik namun ada juga orang jahat".
" Bedakan lah orang lain dari sifat nya, Â bukan dari agamanya".