Hari ini saya akan ikut meramaikan Hari Raya Idul Fitri bersama - sama saudara - saudara saya yang muslim. Sudah sejak dari tadi saya sudah bersiap untuk berangkat, Â namun ketika saya duduk menghabiskan kopi yang sudah saya buat sejak sebelum saya bersiap diri, Â hati ini tergerak untuk menuliskan ini semua.Â
Keluarga besar kami Djamali - Sulangi adalah nama keluarga dari kakek dan nenek buyut saya yang memiliki enam orang anak yang terdiri dari tiga orang anak mengikut papanya memeluk Muslim dan tiga orang lagi mengikut mamanya memeluk Kristiani.Â
Saya adalah cucu dari salah satu anak yang memeluk Kristiani.Â
Meskipun saat itu usia saya masih anak-anak, Â namun saya bisa merasakan dan melihat kasih sayang dari enam bersaudara yang berbeda beda agama ini. Â
Persaudaraan mereka dan kasih sayang mereka antara satu dengan yang lain tak bisa dipisahkan oleh status agama dan golongan yg melekat dalam diri masing-masing mereka. Â
Meskipun tinggal berjauhan namun jika mendengar ada salah satu yang sakit maka kakak beradik ini akan segera bertemu. Â
Saya masih ingat jelas saat nenek saya mendengar ada salah satu adiknya yang sakit, Â nenek saya menangis dan terus meminta ibu saya untuk mengantarkan dia bertemu saudarinya itu. Â
Begitu juga sebaliknya, Â pernah ketika nenek saya sakit, Â saudara dan saudarinya yang lain juga datang menjenguk, Â dan ketika mereka bertemu mereka semua saling memeluk satu dengan yang lainnya sambil menangis. Ketika itu, Â usia mereka bersaudara semuanya ada yg hampir dan sudah menginjak usia 70an tahun.Â
Pelukan persaudaraan yang saya lihat ketika itu seakan melunturkan perbedaan agama yang ada karna perbedaan itu seakan terbungkus oleh rasa cinta kasih.Â