Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Petani Bisa Menjadi Profesi yang Mematikan Jika Dibiarkan

28 Mei 2019   15:02 Diperbarui: 28 Mei 2019   20:04 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai saat itu timbul rasa ingin tahu tentang efek samping dari produk pestisida yang entah itu racun rumput ataupun insektisida atu racun hama. Dahulu saya memang sempat mendengar dan membaca tentang bahaya pestisida kimiawi yang mengandung kandungan berbahaya bagi lingkungan dan tubuh manusia,  namun saya ketika itu hanya sampai tahap "tahu" Saja,  tanpa melakukan aksi lebih dari informasi yang saya dapatkan yang baru sekarang saya tahu bahwa ini sangatlah penting. 

Saat olah lahan untuk tanaman Tomat.  Dokpri
Saat olah lahan untuk tanaman Tomat.  Dokpri

Sebagai petani saya meyakini bahwa aktivitas dikebun akan membuat badan menjadi lebih sehat.  Namun jika saya terus menerus menggunakan pestisida kimiawi yang notabene hampir setiap hari terhirup atau melekat di kulit saya,  sudah pasti kedepan atau lama kelamaan, bahan kimiawi yang beracun ini tetap akan memberikan efek samping berbahaya bagi tubuh saya. 

Hasil Panen Buncis.  Dokpri
Hasil Panen Buncis.  Dokpri
Dan akhirnya bila kita sadari bersama masalah pertanian Indonesia kedepan tidak hanya berbicara tentang masalah SWASEMBADA PANGAN, tidak hanya tentang KESEJAHTERAAN PETANI, tidak hanya tentang REGENERASI PETANI, tapi jika terus dibiarkan kedepan maka bangsa ini juga akan diperhadapkan dengan satu masalah yang baru yakni SAKIT DAN KEMATIAN PETANI INDONESIA DI USIA PRODUKTIF. 

Anak saya saat dikebun Tomat.  Dokpri
Anak saya saat dikebun Tomat.  Dokpri

Saya juga pribadi sangat kaget ketika mendengar berita di Uni Eropa bahwa Organisasi Lingkungan Greenpeace mendesak pelarangan penggunaan glifosat yang terdapat dalam Roundup, racun pembunuh rumput buatan perusahaan AS Monsanto. 

Bahan aktif Glisofat bukan hanya ada pada Roundup tetapi juga hampir semua Herbisida yang sifatnya sistemik yang beredar di pasaran Indonesia juga terbanyak mengandung Bahan Aktif Glisofat yang sudah di larang di Uni Eropa. 

Bulan lalu, Greenpeace menyerahkan kepada Uni Eropa sebuah petisi yang ditandatangani lebih dari 1,3 juta orang yang mendukung langkah tersebut. Greenpeace berpendapat bahwa Jika Parlemen di Uni Eropa mengizinkan maka bahan kimia beracun ini akan mencemari tanah, air, makanan, dan tubuh kita. Para aktivis lingkungan itu menunjuk pada sebuah studi pada 2015 oleh Badan Penelitian Kanker Internasional WHO (WHO) yang menyimpulkan glifosat bersifat karsinogenik (menyebabkan penyakit kanker).

Anak saya saat di kebun jagung.  Dokpri
Anak saya saat di kebun jagung.  Dokpri

PERTANIAN INDONESIA TIDAK BISA KAMI BANGUN JIKA KAMI PETANI MUDA INDONESIA KEDEPANNYA SAKIT-SAKITAN. 

Pemerintah Indonesia harus mengambil langkah serius tentang masalah ini karna bila dibiarkan masalah ini imbasnya bukan hanya pelaku di sektor pertanian seperti saya yang seorang petani,  tetapi juga merugikan BPJS Kesehatan karna harus menanggung biaya pengobatan petani yang mengalami penyakit karna efek dari penggunaan herbisida dan pestisida kimiawi dgn bahan aktif yang berbahaya yang sebenarnya di legalkan oleh pemerintah itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun