Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Unsur Spiritual adalah Salah Satu Unsur Keberhasilan Petani

8 Mei 2019   20:43 Diperbarui: 8 Mei 2019   20:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari hujan turun begitu derasnya.  Hati ini mulai khawatir & pikiran saya sudah tidak karuan.  Seminggu sebelumnya saya menanam Timun di bedengan yang saya buat dengan susah payah.  Hati ini terus berdoa sambil mata terus melihat ke arah bedengan yang sudah saya tanami timun dengan sesekali melihat ke arah langit berharap hujan segera redah karna hujan tak kunjung berhenti padahal sudah sejak pagi hari.  

Hati ini terus menerus berdoa dan berharap kepada Tuhan.  Kata - kata permohonan pun sudah tak terhitung lagi banyaknya yang sudah terucap dari mulut ini menjadi sebuah kalimat doa yang tulus dari seorang petani yang takut gagal panen. Tepat pukul 05.30 hujan pun berhenti.  

Saya pulang dalam keadaan basah kuyup sambil terus mengucap syukur kepada Tuhan karena tanaman saya tidak semuanya terendam air,  meski ada yang mati karna derasnya air hujan yang mengalir tapi saya tetap bersyukur karna masih banyak yang tersisa.

Saya pun akhirnya mengerti,  kerja keras saya,  ilmu budidaya yang saya punya,  benih terbaik yang saya tanam,  persiapan lahan terbaik yang saya lakukan, pupuk dan obatan terbaik yang saya sediakan,  semuanya akan percuma jika Alam dan Cuaca tidak mendukung saya. 

Sayapun mulai berfikir untuk belajar memahami alam serta cuaca, tapi bagaimana caranya?  Saya tidak bisa tahu pasti kapan hujan lebat itu akan turun?  Kapan panas panjang itu datang? Kemampuan manusia hanya sampai menganalisa,  memprediksi,  meramalkan.  Hanya Tuhan lah yang tahu pasti kapan hujan dan kapan panas itu datang.

Saya saat akan panen tahap pertama Timun Lalapan yang selamat dari Banjir. 
Saya saat akan panen tahap pertama Timun Lalapan yang selamat dari Banjir. 

Saya pun akhirnya berkesimpulan bahwa sehebat apapun kita,  sehebat apapun ilmu yang kita punya Tanpa bantuan Tuhan kita bukanlah siapa - siapa.  Tuhan yang menurunkan hujan yang cukup sesuai dengan yang petani butuhkan. Meski terkadang petani mengalami gagal panen karna alam yang tidak mendukung,  kekeringan atau kebanjiran yang datang menerpa tanaman sang petani.  

Saya yakin itu semua diijinkan terjadi agar petani mengerti ada satu unsur yang kadang diabaikan dalam bercocok tanam,  yang tak pernah dijelaskan dalam ilmu budidaya tanaman manapun di sekolah-sekolah dan di kuliahan,  yang tak pernah di tuliskan dalam buku - buku "Budidaya Tanaman". 

Satu unsur itu adalah unsur SPIRITUAL. Petani adalah profesi yang bersentuhan langsung dengan Alam,  Petani adalah profesi yang menggantungkan hidupnya pada alam. Mungkin Tuhan YangMaha Kuasa menghendaki sang Petani untuk tidak lupa bergantung pada Nya.  

Kehebatan Teknologi Pertanian untuk sekarang pun akan sia-sia jika alam tidak bersahabat. Kita tidak pernah tahu kapan alam bergejolak. Semua kembali lagi ke yang empunya Alam Semesta ini yang berdaulat atas alam ini. 

Unsur SPIRITUAL inilah yang juga akan menjadikan petani menjadi Pribadi yang soleha yang rajin mendekatkan diri pada Nya.  Karna Petani menanam dan mengupayakan hasilnya namun Tuhanlah yang menentukan.
Tapi saya pribadi percaya Tuhan pasti meberikan berkahNya dan ridohNya bagi umatNya yang hanya berharap pada Nya. 

Sekarang sayapun tidak pernah khawatir,  karna di pikiran saya,  di benak saya dan di hati saya,  saya  memahami bahwa jika saya mendekatkan diri dan berharap terus padaNya pasti DIA akan memberikan hasil yang terbaik bagi saya.  Karena rejeki saya adalah juga rejeki anak dan istri saya.  Saya yakin Tuhan tidak akan membiarkan saya dan keluarga saya kelaparan karna Burung dan bunga di ladang bertumbuh dan mendapat makan karna dipelihara oleh Tuhan,  apalagi saya dan keluarga saya.

Timun Lalapan saya yang buahnya lebih manis dari Timun biasa. 
Timun Lalapan saya yang buahnya lebih manis dari Timun biasa. 
Semoga kita menjadi Petani yang tidak mengabaikan unsur SPIRITUAL kita. Percaya dan yakin Tuhan tidak pernah tutup mata dan melupakan Doa-doa petani yang meminta akan panen yang baik.  Semoga Tuhan Memberkati Kita Semua. 

Salam dari saya Petani Desa Tandu,  Lolak, Bolmong,  Sulawesi Utara.
Wasalam... 

Orang baik pasti dapat hasil yang baik. 
Orang baik pasti dapat hasil yang baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun