Suatu hari hujan turun begitu derasnya. Â Hati ini mulai khawatir & pikiran saya sudah tidak karuan. Â Seminggu sebelumnya saya menanam Timun di bedengan yang saya buat dengan susah payah. Â Hati ini terus berdoa sambil mata terus melihat ke arah bedengan yang sudah saya tanami timun dengan sesekali melihat ke arah langit berharap hujan segera redah karna hujan tak kunjung berhenti padahal sudah sejak pagi hari. Â
Hati ini terus menerus berdoa dan berharap kepada Tuhan. Â Kata - kata permohonan pun sudah tak terhitung lagi banyaknya yang sudah terucap dari mulut ini menjadi sebuah kalimat doa yang tulus dari seorang petani yang takut gagal panen. Tepat pukul 05.30 hujan pun berhenti. Â
Saya pulang dalam keadaan basah kuyup sambil terus mengucap syukur kepada Tuhan karena tanaman saya tidak semuanya terendam air, Â meski ada yang mati karna derasnya air hujan yang mengalir tapi saya tetap bersyukur karna masih banyak yang tersisa.
Saya pun akhirnya mengerti, Â kerja keras saya, Â ilmu budidaya yang saya punya, Â benih terbaik yang saya tanam, Â persiapan lahan terbaik yang saya lakukan, pupuk dan obatan terbaik yang saya sediakan, Â semuanya akan percuma jika Alam dan Cuaca tidak mendukung saya.Â
Sayapun mulai berfikir untuk belajar memahami alam serta cuaca, tapi bagaimana caranya? Â Saya tidak bisa tahu pasti kapan hujan lebat itu akan turun? Â Kapan panas panjang itu datang? Kemampuan manusia hanya sampai menganalisa, Â memprediksi, Â meramalkan. Â Hanya Tuhan lah yang tahu pasti kapan hujan dan kapan panas itu datang.
Saya pun akhirnya berkesimpulan bahwa sehebat apapun kita, Â sehebat apapun ilmu yang kita punya Tanpa bantuan Tuhan kita bukanlah siapa - siapa. Â Tuhan yang menurunkan hujan yang cukup sesuai dengan yang petani butuhkan. Meski terkadang petani mengalami gagal panen karna alam yang tidak mendukung, Â kekeringan atau kebanjiran yang datang menerpa tanaman sang petani. Â
Saya yakin itu semua diijinkan terjadi agar petani mengerti ada satu unsur yang kadang diabaikan dalam bercocok tanam, Â yang tak pernah dijelaskan dalam ilmu budidaya tanaman manapun di sekolah-sekolah dan di kuliahan, Â yang tak pernah di tuliskan dalam buku - buku "Budidaya Tanaman".Â
Satu unsur itu adalah unsur SPIRITUAL. Petani adalah profesi yang bersentuhan langsung dengan Alam, Â Petani adalah profesi yang menggantungkan hidupnya pada alam. Mungkin Tuhan YangMaha Kuasa menghendaki sang Petani untuk tidak lupa bergantung pada Nya. Â
Kehebatan Teknologi Pertanian untuk sekarang pun akan sia-sia jika alam tidak bersahabat. Kita tidak pernah tahu kapan alam bergejolak. Semua kembali lagi ke yang empunya Alam Semesta ini yang berdaulat atas alam ini.Â