Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan hanya mengenal 2 musim yaitu musim panas dan musim penghujan. Maka ketika mengunjungi Pulau Teon, sudah memasuki bulan November dan warga setempat mengatakan masih musim timur. Sehingga mentari masih bermanja memancarkan cahaya cerah di waktu pagi hingga siang hari.
Inilah yang dimanfaatkan penulis dan keluarga yang sedang mengunjungi pulau Teon. Penulis lalu mengajak patura (orang tua) Teon untuk bermain dan menikmati semilir angin serta bermandikan mentari di tepian pantai, sambil melakukan pemotretan.
Dalam hati penulis membathin, kapan lagi bisa seperti ini dan kalaupun kembali ke pulau mungkin tidak bisa bersama-sama dengan patura (orangtua). Sebuah kesempatan emas yang tidak boleh disia–siakan.
Di depan Kampung Mesa tampak sana-sani pasir hitam dan bebatuan yang besar dan kecil dan jika masuk ke dalam laut maka hanya berjarak tertentu sudah menemukan palung laut.
Hal ini karena Pulau Teon adalah sebuah badan gunung api yang kedalaman dari dasar laut mencapai ketinggian gunung 3.700 m. Jenis gunung api aktif Pulau Teon berbentuk kerucut atau Stratovolcano tipe A.
Setelah semua properti dibawa ke tepi pantai maka masing-masing mengambil posisi untuk di foto penulis. Ini bukan soal dikerjain tetapi mungkin saja, jarang orang yang mengunjungi pulau memiliki pikiran seperti kami dan mengabadikannya.
Maka jadilah sejumlah dokumentasi bermandi sengatan mentari dan menghirup udara pantai yang bersih sambil mensyukuri luar biasa penyertaan Tuhan.Â
Karena semua yang ikut foto dengan penulis adalah mereka yang lahir di Kepulauan Teon Nila Serua (TNS) dan telah merantau dan menjadi diaspora panutan dalam masyarakat baik di Ambon maupun Jakarta dan Maluku Barat Daya.Â
Diaspora yang mengikuti kegiatan foto mandi mentari ada Pendeta (Em) Alexander Relmasira, M.Si (Mesa) salah satu pendeta emeritus dari Gereja Protestan Maluku (GPM) bersama istri seorang dosen pada Universitas Kristen Indonesia Maluku Dra. Tuti A.E Relmasira.
Hadir juga dr. Chris Relmasira, M.P.H yang juga merupakan adik kandung Pendeta Alexander dan merupakan Asesor Nasional Kementerian Kesehatan dan masih berprofesi sebagai dokter di Kota Ambon.