Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasir Panjang di Pulau Vulkanik Teon

4 November 2024   10:37 Diperbarui: 7 November 2024   04:41 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasir Panjang Pulau Vulkanik Teon Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku (dokumentasi pribadi)

Sambil melihat areal pantai Pulau Gunung Api Teon, sepanjang perjalanan Patura (orang tua) Mesa Alexander Relmasira (81 thn) menceritakan pengalaman masa kecilnya ketika bersekolah dasar di Kampung Layeni dan juga menunjukan tapal batas Kampung Mesa dan Layeni.

Jarak tempuh Mesa – Layeni sejauh 3 km dengan berjalan menaiki bukit dan kemudian menyisir pantai hingga mendapat pasir panjang sejauh 1 km. Selanjutnya menaiki bukit dan turun di petuanan Serworwora pada bagian teluk yang ada sedikit pasir putih, kemudian naik bukit lagi dan memasuki Kampung Layeni yang berpasir hitam demikian tutur Patura Alexander.

Yang menarik dikisahkan kembali oleh Patura Alexander bahwa sejak dari Mesa, para siswa yang bersekolah di Layeni membawa perbekalan berupa, kelapa muda, mentimun, bengkoang dan pisang matang kemudian dipendam dalam pasir di pantai pasir panjang.

Bahan makan ini merupakan santapan siang jika kembali pulang sekolah dan harus berjalan kaki lagi untuk pulang ke Kampung Mesa sejauh 3 km. Jika di hitung maka total jarak pergi pulang Mesa - Layeni sejauh 6 km.

Setiap anak yang memendam makanan akan berhenti di tempat penyimpanan dan mengambilnya dari dalam pasir untuk dimakan. Setelah selesai makan maka perjalanan dilanjutkan kembali menaiki bukit terakhir sebelum masuk ke Kampung Mesa. Jika haus maka air kelapa yang diminum atau dalam perjalanan pulang mengambil dan meminum langsung air dari perigi di Pantai Air Mesa.

Lanjut Patura Alexander bahwa kadang harus membawa air di bambu yang diminta para guru karena di Kampung Layeni sumber air dari perigi/sumur terasa asin. 

Kadang tiap anak membawa 2 atau 3 ruas bambu yang sudah di lubangi sebagai wadah penampung air hingga tiba di Layeni. Air yang dibawa diambil dari perigi/sumur di Pantai Air di Petuanan Kurmasela Kampung Mesa.

Pantai Air di Mesa Pulau Teon Kabupaten Maluku Tengah (dokumentasi Mirlau)
Pantai Air di Mesa Pulau Teon Kabupaten Maluku Tengah (dokumentasi Mirlau)

Pengalaman lain yang diceritakan Patura Alexander yaitu keceriaan siswa sekolah dasar Layeni yang bermain bola di Namena setelah sekolah usai. Namena wilayah adat milik petuanan Serworwora masih di Kampung Layeni dan memiliki sedikit pasir putih di pantainya yang dijadikan lapangan bola tanding antara siswa Mesa dan Layeni. Namena dalam bahasa Layeni (Bahasa Wetang) artinya tidak tahu.

Rasanya kurang afdol kalau pantai pasir putih tidak dinikmati maka pada tanggal 18 November 2021 “Mutu Formanu Yarakwauna” (Ikatan keluarga antar marga Relmasira, Litaay, Wosia, Plaly) mengadakan rekreasi di Pantai Air yang sudah dikisahkan penulis pada Kompasiana 22 April 2023 dengan judul Memorable, Rekreasi Keluarga di Pulau Teon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun