Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Alat Transportasi dari Lopra ke Wattinu di Pulau Serua

30 Oktober 2024   22:11 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:53 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alat transportasi dari Lopra ke Wattinu di Pulau Serua

Kali ini sebuah sharing video dari warga diaspora Kampung Waru Pulau Serua Nixon Talaksoru yang pulang kampung ke Pulau Serua pada bulan Juni 2024; sebagai cerita yang dituturkan kembali kepada penulis.

Ceritanya sebagai berikut, sejak dari Pelabuhan Amahai di Pulau Seram–Kabupaten Maluku Tengah Maluku, sudah disampaikan oleh Kepala Dusun (Kadus) Kampung Waru Pulau Serua Elseus (Ceu) Resley bahwa dalam rombongan akan membawa 2 mesin milik Negeri Waru. Kedua mesin tersebut akan dipasang pada Arumbai Negeri Waru.

Dari Pelabuhan Amahai kapal KM Sanus 71 berangkat tanggal 26 Juni 2024 pukul 13.00 WIT dengan rute Tehoru–Werinama–Banda–Serua. Tiba di Pulau Serua pada tanggal 28 Juni 2024 pukul 07.00 WIT. Karena sementara musim timur maka kapal perintis berlabuh di depan Kampung Jerili yang dikenal dengan nama Pantai Lopra.

Pulau Serua memiliki 4 kampung adat yaitu Kampung Jerili, Kampung Lesluru, Kampung Trana dan Kampung Waru.

Penumpang dari KM. Sanus 71 yang hendak menuju ke Waru masih harus melanjutkan perjalanan lebih kurang 10 menit ke Pantai Wattinu dari Lopra.

Di Pantai Lopra telah menunggu Weynand (Enang) Talaksoru beserta bodi kayu miliknya . Bodi adalah perahu kayu yang memiliki ukuran lebih kecil dari Arumbai dan menggunakan mesin Johnson merek Yamaha 20 PK dengan daya tampung 15-20 orang.

Karena rombongan yang baru tiba membawa 2 mesin ketinting atau di Maluku disebut mesin pok pok, maka seluruh penumpang harus menunggu sesaat untuk pemasangan kedua alat tersebut pada Arumbai milik Negeri Waru.

Sebagaimana Kampung Jerili memiliki 2 Arumbai maka Kampung Waru juga memiliki 2 buah Arumbai sebagai alat transportasi lokal.

Dalam video terlihat dilakukan pemasangan oleh Asaria Talaksoru dan rekan-rekan, cukup terampil dan dalam hitungan menit maka kedua mesin sudah terpasang pada Arumbai.

Setelah coba di “starter” dan pemanasan mesin dan diberi bahan bakar, maka Arumbai siap menaikan penumpang untuk berangkat menuju Pantai Wattinu Kampung Waru.

Perjalanan warga Waru dari Pantai Lopra Jerili menuju Pantai Wattinu Waru Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah (Video Nixon Talaksoru)

Pada lanjutan video terlihat Arumbai dengan mesin ketinting melaju dengan baik dan dengan daya tampung sekitar 30-40 orang. Sedangkan bodi kayu milik Weynad (Enang) Talaksoru yang ditumpangi diaspora Nixon dan keluarga Talaksoru dari Jakarta dan Ambon berkejar-kejaran.

Sesampainya di Pantai Wattinu maka rombongan turun dan Arumbai di dorong ke darat yang disebut “tsusal” Arumbai (dorong Arumbai). Warga dalam satu komando mendorong Arumbai untuk naik ke darat dengan alat bantu latna (kayu-kayu atau ranting pohon yang ditaruh di bagian bawah Arumbai sebagai peluncur)

Di Pantai Wattinu adalah pemukiman mata ruma Talaksoru, sehingga diaspora Nixon langsung bermalam di rumah tua atau rumah orangtuanya.

Karena musim timur di Kepulauan Teon Nila Serua lautan terlihat tenang, tetapi angin cukup kencang demikian tutur diaspora Nixon. Di samping itu adanya hujan walaupun tidak lebat tetapi rumah tempat tinggal sedikit mengalami kerusakan karena lama tidak ditempati. Sehingga udara terasa dingin.

Karena memperhatikan kesehatan dan daya tahan tubuh terhadap lingkungan alam di Wattinu Pulau Serua maka diaspora Nixon memutuskan kembali ke Amahai dengan menumpang Kapal Persada X (kapal barang).

Dengan demikian hanya 3 hari menghabiskan waktu liburan di Pulau Serua.

Arumbai Negeri Waru

Mengkonfirmasi penuturan diaspora Nixon, penulis menghubungi Sekretaris Negeri Waru Petrus Komsary, untuk menanyakan apakah 2 mesin Arumbai tersebut milik Negeri Waru?

Sekretaris Petrus menjelaskan mesin itu diupayakan dari “wapuli cengkih” atas inisiatif Kadus dan mata ruma. (Wapuli adalah kearifan lokal masyarakat TNS dalam mengumpul uang/barang untuk sebuah tujuan bagi kepentingan bersama). Kembali lagi penulis bertanya kalau begitu bagaimana Program Perikanan di pulau yang didorong Camat Teon Nila Serua?

Lanjut Sekretaris Negeri Waru mengatakan, kami sudah mengadakan mesin Johnson 15 PK sebanyak 2 buah dengan body viber 2 buah dan perlengkapan jaring, cuma masih di Waipia.

Adapun ini harus di terima oleh kelompok, namun perlu membuat kesepakatan dengan pemerintah negeri untuk penggunaannya tukas Petrus menutup konfirmasi.

Demikian kisah perjalanan diaspora Nixon Talaksoru yang berdomisili di Jakarta dan melakukan perjalanan ke kampung kelahirannya Waru Pulau Serua di Maluku yang diceritakan kembali kepada penulis.

Salam Terobosan

Levina Litaay

Ketum BPP IKB TNS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun