Penulis menanyakan bagaimana proses mengikuti kontes ini. Diapun bertutur bahwa di tahun lalu , Ia memenangkan Juara 1 Masohi Fashion Show kategori Remaja yang dilaksanakan oleh Mollucas Entertaiment di Kota Masohi Maluku Tengah. Kemudian Erna bergabung dalam pembinaan lanjut bersama Komunitas Mollucas Entertaiment.
Erna menjelaskan lebih lanjut bahwa setelah bergabung dengan komunitas maka para juara diajukan untuk dilakukan penjurian melalui instagram MBI Cluster Maluku. Hasil penilaian tim pusat dalam hal ini Yayasan Miss Bintang Indonesia (MBI) memilih Erna sebagai finalis dari wilayah Maluku 3. Dibantu komunitasnya Ernafina Fatnila Liptiay melaju menembus keterbatasan. Berbekal proposal yang dibuat oleh Komunitas Mollucas Entertaiment, satu persatu Negeri Adat di Kecamatan TNS dimasuki untuk meminta dukungan.
Setelah penetapan Finalis MBI, Erna diwajibakan berangkat ke Bandung untuk mengikuti Grandfinal Miss Bintang Indonesia 2024 dengan sejumlah finalis dari seluruh Indonesia. Akhirnya pada tanggal 21 September 2024 Erna bersama ibunya tiba di Jakarta setelah melalui perjalanan dari Negeri Kuralele menuju Ambon dan selanjutnya terbang ke Jakarta. Pada hari Senin, 23 September 2024 Erna menuju tempat karantina Pemilihan Miss Bintang Indonesia di salah satu hotel di Kota Bandung.
Jumat, 27 September 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi Erna setelah menjalani masa karantina untuk penilaian dan penggemblengan selama 5 hari dan diakhiri dengan penentuan juara pada Puncak Grandfinal MBI. Pada malam itu Erna berhasil menyandang Sash Runner Up 2 Miss Bintang Indonesia tahun 2024 untuk kategori remaja.
Mengusung tema “Social and Humanity” maka ada sejumlah kategori yang di lombakan seperti Best Catwalk, Best in Evening Gown, Best in Nusantara Costume, Best Speech, Miss Bintang favorit. Dan masih ada satu katergori lagi yaitu talenta menyanyi yaitu MBI Voice Award yang kelak akan masuk dapur rekaman bagi pemenangnya.
Ada cerita yang unik dalam kisah Erna, ketika ditanya bagaimana perasaan ketika memasuki arena karantina, diapun berkata : “ Ibu rasa minder lai ( lagi) waktu datang, karena rasa beda sendiri, kulit lebih hitam, rambut beda, tetapi ketika naik di atas panggung, saya rasa percaya diri sa" ( saja), wou….mantap Erna.
Selain cerita unik diatas, perjuangan seorang ibu untuk mendukung anaknya diperlihatkan oleh Ibu Krestina dengan mendampinginya hingga ke Bandung. Malah ketika ditanya darimana kostum yang digunakan di malam grandfinal ?, 'mama yang cari dan sewa di Bandung', pungkas Erna. Beberapa kostum lainnya dibawa dari Maluku termasuk pakaian adat dukungan Negeri Kuralele.
Sayapun penasaran apa yang didapatkan melalui kontes ini selain menunggu untuk mengikuti kontes lebih lanjut di Malaysia nantinya. Erna berujar , saya menerima Trophi, Sash, Sertifikat, dana pembinaan dan beasiswa untuk berkuliah di salah satu kampus di Bandung
Melalui cerita pendek ini saya tertegun dan bangga bahwa ada seorang anak yang berasal dari daerah di ufuk timur lewat perjuangannya dia meraih prestasi menembus keterbatasan di tingkat nasional.