Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"KAKNA Snurta" Sumber Air Panas yang Unik di Pulau Vulkanik Nila

30 September 2024   15:09 Diperbarui: 30 September 2024   15:13 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Areal Kakna di Pantai Snurta Kampung Kokroman Pulau Nila Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku (dokumentasi Ical Lakotani)

"KAKNA Snurta", Sumber Air Panas yang Unik di Pulau Vulkanik Nila

Kepulauan Teon Nila Serua (TNS) merupakan untaian pulau --pulau kecil berpenghuni di tengah Laut Banda, dimana pulau tersebut adalah Pulau Gunung Api ( Volcano Island ) atau pada beberapa tulisan berbahasa inggris disebut Mount Teun/Teon, Mount Nila atau Mount Serua. 

Pulau pulau ini berada pada lintasan ring of fire Banda dan berada di bawah wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku yang berkedudukan di Kota Masohi Pulau Seram.

Karena merupakan pulau gunung api maka di Pulau Teon , Pulau Nila dan Pulau Serua dengan mudah dapat  ditemui "Kakna" ( sumber air panas yang keluar dari perut bumi) di tepian pantai.

Kualitas panas pada air Kakna bisa beragam, ada yang panas sekali, panas maupun hangat. Masyarakat kadang menggunakan untuk memasak atau merebus hasil bumi atau hasil perikanan pada sumber Kakna dan yang menarik bisa langsung dimakan.

Kakna dalam Bahasa Teon  adalah campuran air tawar dan air laut ( asin ). Dalam kondisi masyarakat kesulitan air di Kepulauan TNS maka air di Kakna bermanfaat untuk mencuci pakaian dan lain-lain. Bahkan dapat sebagai air bersih untuk konsumsi rumah tangga guna dimasak dan diminum demikian Patura Alex Relmasira, salah satu tokoh pemuka dari Pulau Teon menerangkan kepada penulis.

Lokasi Kakna di Pantai Snurta Kampung Kokroman Pulau Nila, arealnya cukup luas. Sehingga menjadi sebuah tantangan jika harus mengangkut dan menurunkan penumpang menuju Kapal Perintis Sabuk Nusantara, perahu, ketinting atau bodi ( istilah kapal viber bermesin di Maluku).

Foto di awal tulisan, memperlihatkan dermaga sederhana tempat berlabuh jika warga pulau melaut, atau tempat penumpang naik turun ke kapal perintis yang menyingahi Pulau Nila. Dermaga ini dibuat sebagai hasil swadaya masyarakat Kokroman bersama Pemerintah Negeri Kokroman dan Pemerintah Negeri Ameth.

                                                                     Kakna di Snurta Kokroman Pulau Nila ( dokumentasi Ical Lakotani)

Dalam proses embarkasi dan deembarkasi kapal perintis di tengah laut, maka hal ini menjadi tidak mudah, dimana masyarakat harus menapaki bibir pantai dengan hati--hati sehingga tidak membahayakan kaki. Istilah orang Maluku kaki bisa "malapo" (melepuh) artinya kaki bisa terkena air panas dan terluka layaknya tersiram air mendidih.

Salah seorang warga Kokroman Buce Serpara mengatakan bahwa jika ada orang baru tiba di pulau mereka harus dipandu dalam menginjak pasir pantai yang sedang surut atau meti. Jangan sampai menginjak Kakna yang panas, kaki bisa "malapo" katanya.

Laut dalam kondisi surut atau
Laut dalam kondisi surut atau "meti" di Pantai Snurta Kampung Kokroman Pulau Nila (dokumentasi Buce Serpara)

Untuk itu  warga akan dipandu oleh orang yang tinggal di pulau, yang sudah membuat tapak jalan dan nantinya akan diikuti orang yang baru pertama kali ke pulau.

Lebih lanjut menurut Serpara, bahwa Kakna di Snurta tidak digunakan untuk minum lebih kepada pengobatan atau ukup, misalnya ketika terluka warga biasa turun ke pantai untuk ukup di Kakna. Hal ini karena di Pulau Nila, air bersih melimpah yang disebut Air Batang dan Air Tapta.

Potensi alam yang melimpah ini, disertai keunikan sensasinya semoga dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjadi perhatian bersama.

(Levina Litaay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun