Penulis sempat disajikan kelapa kenari yang sangat gurih baik air kelapa maupun daging kelapanya, ketika kunjungan ke Kampung Mesa Pulau Teon di bulan November 2021. Namun pada kesempatan di Pulau Teon juga di perkenalkan Spuna yang masih kecil seperti nampak pada gambar diawal tulisan.
Spuna Bakar
Rasa penasaran penulis bertambah ketika menerima informasi tentang kegiatan Keluarga Bob Pelmelay pada musim panen cengkih di bulan Juli 2023 di Pulau Serua dan  kebetulan menangkap seekor Spuna yang berukuran besar seberat ~ 1 kg.Â
Spuna kemudian diolah dengan cara dibakar dan disajikan bersama sagu lempeng dan kopi susu panas. Oh , Yummmy……ternyata rasanya seperti kepiting laut dan daging terbanyak, terdapat pada capitnya.
Yach kehidupan di pulau begitu alamaiah, alam menyediakan yang diperlukan. Tuhan tidak membiarkan anak-anaknya kelaparan. Pulau Teon Nila Serua terisolasi, jauh di tengah laut. Bagaikan hidup tanpa tetangga, tokh alam memberi keseimbangan nutrisi bagi kesinambungan manusia yang mendiaminya.
Cuma ada rasa syukur bagi sang Kepala Dusun (Kadus) Kampung Jerili Bob Pelmelay yang harus menjalankan tugas menjaga pulau. Sore itu sambil menikmati kebersamaan bersama keluarga di tepian Pantai Sorlisi Kampung Jerili Pulau Serua yang berbatu ditemani secangkir kopi, sagu lempeng dan seekor Spuna bakar. Min’a oo! kata orang TNS, artinya enak sekali. Tuhan itu itu baik.
Spuna bakar di Pantai Sorlisi  Jerili Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah - Maluku (video : Thed Maolo Pelmelay)
Pengalaman Kadus Jerili Pulau Serua tentang Spuna
Baru 4 hari lalu Kadus Jerili tiba di Waipia Pulau Seram dan penulis melakukan wawancara dengannya terkait pengalamannya tentang Spuna. Karena memiliki keinginan untuk mengetahui apa dan bagaimana Spuna, ditangkaplah 4 ekor Spuna dari berbagai ukuran dan salah satunya cukup besar mencapai berat ~2 kg.