Mengenal "Pulau Gunung Api" Teon Nila Serua
Pernahkah Anda membayangkan ketika berada di pulau atau wilayah gunung berapi aktif, entah sebagai penduduk setempat, wisatawan, peneliti atau sekedar mengunjunginya, tiba-tiba terjadi letusan gunung berapi? Bak film-film dokumenter tentang letusan gunung berapi yang mungkin Anda pernah nonton. Penulis dapat membayangkan, berbagai reaksi dari Anda. Apalagi bagi mereka yang pernah terjun atau berada di salah satu wilayah gunung berapi di Indonesia di saat letusan terjadi.
Tentu banyak aspek yang dapat dibahas dan dianalisa, namun kejadian alam ini sebagian besar terjadi, tanpa kita ketahui kapan terjadinya. Sehingga diupayakan berbagai cara untuk meminimalisasi dampak letusan gunung berapi terhadap penduduk di wilayah tersebut.
Hal serupa dapat digambarkan dengan keberadaan Kepulauan Teon, Nila , Serua (TNS) yang merupakan rangkaian pulau yang berada di tengah Laut Banda Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku yang pada hakekatnya merupakan pulau gunung api (volcano island). Dapat Anda membandingkan keberadaan Pulau Gunung Krakatau yang tak berpenghuni, sekalipun ada, tidak menetap untuk mengelola pertanian dan kehutanan atau mencari ikan.
Dari berbagai literatur Anda dapat mendapatkan info terkait letusan Krakatau yang sangat dahsyat pada tahun 1883, dimana awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Tentu jika ada penduduk yang mendiami pulau tersebut dapat dipastikan ikut menjadi korban
Walaupun karakteristiknya berbeda antara pulau gunung berapi TNS dan Krakatau, namun benang merahnya adalah tentang “Pulau Gunung Api”. Anda dapat membayangkan apabila terjadi letusan atau erupsi, pasti akan menjadi musibah yang mengerikan. Sehingga tidak ada salahnya bila ada kesan kekuatiran, ketakutan dan momok bagi warga sekitarnya.
Kekuatiran atau bahkan menjadi momok bagi warga yang bermukim di wilayah di ketiga pulau tersebut sangat beralasan karena kapan saja dihadapkan dalam kondisi ancaman bahaya apalagi infrastruktur mulai dari deteksi awal, fasilitas perlindungan, hingga evakuasi tidak tersedia.
Dengan demikian, kebutuhan paling dibutuhkan adalah fasilitas teknologi untuk mendeteksi awal untuk dapat dievaluasi guna mengambil tindakan nyata dan tepat untuk penanganan penduduk yang mendiami pulau gunung berapi, sesuai dengan hasil analisa dari deteksi awal tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, dengan pendekatan perkembangan teknologi saat ini dan telah digunakan pada sejumlah pulau gunung api aktif, terdapatnya stasiun pemantau guna mengetahui aktivitas seismik jauh di dalam kerak bumi walaupun tidak tampak mata pada permukaan.
Selanjutnya untuk memahami lebih jauh judul catatan reportase ketiga pulau gunung berapi Teon, Nila dan Serua, sebelumnya kita perlu mengenal terlebih dahulu apa yang disebut Ring Of Fire (Cincin Api), Peta Sebaran Gunung Api aktif di Indonesia dan Gunung Api di Provinsi Maluku.