Malam itu, penulis berkoordinasi dengan Danrem 131/Binaya Brigjen TNI Arnold Ritiauw dan juga melaporkan kepada Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Jeffrey Apoly Rehawarin. Arahan Pangdam setelah Danrem ke Lantamal agar melaporkan hasilnya.
Pada keesokan harinya, Danrem 131/Binaya Brigjen TNI Arnold Ritiauw yang juga merupakan Putera Asli TNS berkoordinasi dengan Komandan Lantamal IX Ambon Laksma TNI Eko Jokowiyono untuk mengirimkan kapal patroli ke Pulau Serua.
Dari hasil koordinasi tersebut maka untuk mengatasi pelaku pengeboman di wilayah Perairan Serua akan dilaksanakan perintah penangkapan oleh Kapal Perang KRI Malahayati 362, saat itu KRI sedang berada di wilayah Laut Arafura.
Sesuai rilis di kanal YouTube TNI AL bahwa KRI Malahayati 362 BKO Guspurla Koarmada III sedang melaksanakan Operasi Siaga Purla/Laga Jaya 21 pada 4 provinsi di wilayah timur yaitu Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Pada hari Selasa 27 April 2021 pukul 10.00 WIT, diperintahkan oleh Pangkoarmada III kepada Danguspurla III untuk menindaklanjuti laporan dari Danlantamal IX Ambon bahwa sering terjadi pengeboman ikan di Pulau Serua yang sangat meresahkan masyarakat.
Komandan Guspurla III Laksma TNI Rudhi Aviantara I.H. S.E., M.Si., M.Tr(Han) yang sementara bertugas di KRI Malahayati kemudian memerintahkan Komandan KRI Malahayati Letkol laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo, M.Sc untuk melakukan pengejaran setelah mendapat informasi masyarakat bahwa sering terjadi aktivitas illegal fishing dengan menggunakan bom ikan.
KRI Malahayati 362 kemudian mendekat ke Kepulauan TNS, tepatnya di Perairan Pulau Serua untuk menjemput 2 warga Pulau Serua yaitu Yance Ritiauw dan Aske Pelmelay. Mereka berdua dapat memberi petunjuk untuk mengenali kapal pelaku aksi pengeboman.Â
Sebelumnya dari KRI Malahayati sudah dilakukan upaya komunikasi ke kapal pelaku, namun tidak ada jawaban. Sempat berpapasan dengan KRI kemudian kapal pelaku mendekat ke arah pantai Piloru (antara Kampung Lesluru dan Waru).
Karena masyarakat Pulau Serua sudah terlalu sering mengetahui aktivitas kapal tersebut dalam setahun terakhir maka dengan mudah dapat ditunjukan dan ditundukkan oleh aparat TNI AL dari KRI Malahayati.
Seluruh awak kapal berjumlah 15 orang di giring naik ke KRI Malahayati, hanya kapten dan juru mesin di kapal pelaku, hal ini sesuai penuturan Kadus Jerili yang mendapat laporan dari 2 orang warga Jerili yang ke KRI.