Masih ada satu lagi Gereja Moria di Jelestra Pulau Serua yang peletakan batu pertama pada tahun 1954 dan mulai dibangun 1960 hingga diresmikan tahun 1964. Ini adalah Gereja Sidang Tuhan (GST) yang menjadi unik karena dikemudian hari berkembang menjadi sebuah sinodal yang berasal dari pulau sangat kecil yaitu Pulau Serua.
Setelah relokasi maka GST memiliki jemaat gereja tersebar di seluruh Indonesia dengan pendiri Pdt Eliazer Seamahu yang semula adalah seorang Pendeta GPM dan kedudukan sinodenya saat ini di Negeri Jerili Waipia Pulau Seram.
Sebagai aset sejarah bahkan menjadi world heritage (warisan dunia), perlu juga mendapat sentuhan pemugaran benda budaya oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI.
Aktifitas warga masyarakat TNS yang religius, berjuang membangun kembali secara bertahap gereja-gereja di pulau dan dalam waktu dekat di bulan Oktober 2023 akan diresmikan gedung GPM Jelestra Pulau Serua. Sebagaimana informasi Ketua Klasis GPM Masohi Pdt. Dana Lohy,STh kepada penulis.Â
E). Aktifitas Warga Yang Tinggal di Pulau
Sejumlah keluarga yang tinggal di pulau juga merawat kabong-kabong (kebun-Kebun) dan mengusahakan hasil perikanan dan perkebunan.
Di samping itu juga menjaga keamanan wilayah laut terhadap aktikitas pelaku illegal fishing khususnya yang melakukan pengeboman ikan yang dapat merusakkan terumbu karang atau habitat laut.
Selain itu bermukimnya Kepala Dusun (Kadus) di 3 pulau sebagai syahbandar pulau yaitu di Pulau Teon adalah Emes Rijoly, untuk Pulau Nila syahbandar pulaunya adalah Ical Lakotani dan untuk Pulau Serua Bob Pelmelay. Para syahbandar bertugas memandu kapal perintis untuk berlabuh di tengah laut karena tidak memiliki pelabuhan, di samping tugas lainnya menjaga pulau.