Di Rumdai Pulau Nila sebagian besar rumah sudah semi permenan beratap senk dan berdinding papan. Pada galeri foto di bawah ini berisi foto bangunan Polindes, gereja GPM Jemaat Rumdai Pulau Nila ( yang menggunakan bekas bangunan sekolah), rumah pastori pendeta dan beberapa rumah warga di Rumdai Pulau Nila.
Polindes, atau akronim dari Pondok Bersalin Desa, adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk KB ( Keluarga Berencana) yang mana tempat dan lokasinya berada di desa ( Wikipedia)
Adapun Polindes ini menjadi kebutuhan pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan undang-undang, apalagi untuk daerah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan). Dimana Pulau Nila memenuhi tiga kriteria tersebut. Maka lewat inisiatif masyarakat TNS (Teon Nila Serua), yang berada di wilayah relokasi diperjuangkan aspirasi lewat anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah kala itu, asal TNS yaitu Alexander Tanate.
Upaya untuk mengoptimalkan Polindes melibatkan juga masyarakat diaspora TNS yang tersebar di berbagai belahan dunia, khususnya di berbagai daerah di Indonesia. Secara “Masohi” (istilah atau bahasa Maluku yang berarti gotong royong) berusaha melengkapi peralatan penunjang termasuk mencari donasi dan ketersediaan kebutuhan tenaga kesehatan ( nakes) khususunya yang berasal dari TNS.
Setelah dibangun Polindes Snurta, Pulau Nila menerima penugasan tenaga kesehatan dan dukungan obat-obatan. Tepat bulan Juli 2015 Puskesmas Rumdai di Waipia Pulau Seram menugaskan E. Sarioa ( Esauw Sarioa yang disapa Cau) untuk meresmikan Polindes Snurta dan sekaligus memberi perawatan kesehatan kepada warga masyarakat yang pulang panen.
Selama sebulan E. Sarioa bertugas di Pulau Nila dan kemudian digantikan oleh A.Sunloy ( almrh). Di bulan Agustus kembali ditugaskan Bidan Desa Ameth Ester Wattimena ke pulau. Penugasan bergantian hingga tahun 2017, namun sejak saat itu sudah tidak ada lagi penugasan nakes dari Puskesmas Rumdai Waipia ke pulau.
Adalah Kadus Kokroman di Pulau Nila Islanty Lakotani kembali meminta kesediaan E.Sarioa ( Cau) setelah pensiun untuk terlibat dalam Tim Peduli Snurta ketika tidak ada lagi penugasan nakes ke pulau. Sebagai anak negeri Nila, Mantri “Cau” terpanggil melakukan layanan kesehatan dengan mengupayakan obat-obatan secara mandiri tanpa bantuan pihak lain.
Pada masa panen, banyak orang ke pulau sehingga setiap hari Polindes melayani 8-10 orang pasien dan jika bukan masa panen maka pasien yang dilayani berjumlah 1-2 orang saja.
Masa Pandemi Covid-19 tahun 2020
Ketika Pandemi Covid-19 di tahun 2020 mewabah, bagi masyarakat TNS tetap berjuang melakukan panen saat cengkih dan pala telah ranum di pulau. Adapun sejumlah wilayah tertutup untuk sandarnya ( berlabuhnya) kapal perintis baik di Pelabuhan Saumlaki ( Kabupaten Kepuluan Tanimbar) maupun di Pelabuhan di Tiakur - Moa ( Kabupaten Maluku Barat Daya).