Semoga lampion terbang itu dapat dilihat juga oleh warga masyarakat di kampung lain Pulau Teon bahkan mereka yang menetap di Pulau Nila dan Pulau Serua.
Pada akhirnya, udara dingin angin laut tidak menepis masyarakat yang masih bertahan di tepian pantai, saling bercengkerama dan berfoto bersama, mengabdikan sebuah peristiwa kebangkitan tekad bersama. Sebuah memori yang tak terlupakan!
Betapa syukur tak terhingga atas berkat Tuhan bagi ketiga pulau ini untuk kehidupan yang sangat diberkati Uplera.
Di pulau terpencil, berbahaya dan terancam bukan cuma laut dan daratnya terberkati, tetapi terlebih manusianya. Ada ketekunan, kerja keras, penuh perjuangan dari para pendahulu yang membuahkan hasil generasi yang dapat meraih cita-cita dan berguna bagi banyak orang.Tuhan bersama kita!
Penulis teringat sebuah lagu rohani, “berkat Tuhan mari hitunglah, kau kan kagum oleh kasihNya”.
Berkat Tuhan atas limpahan hasil pertanian dan laut. Berkat Tuhan atas limpahan persatuan dan kebersamaan baik masyarakat di pulau , di wilayah relokasi maupun masyarakat diaspora.
Berkat Tuhan atas perjuangan dan kerja keras masyarakat di pulau yang terwujud dalam pencapaian pendidikan, jabatan pelayan masyarakat, berkontribusi kepada masyarakat luas dll.
Inilah yang membuat dalam perkumpulan masyarakat TNS dimanapun berada, selalu ditandai dengan hadirnya kerinduan bersekutu dalam ibadah dan pilihan pekerjaan banyak yang memilih menjadi pendeta.
Hidup bergantung kepada Uplera dimaknai turun temurun dari generasi ke generasi.
Lagu “Gandong e” pada Penutupan Acara Pemberkatan Pulau dan Laut (dokumentasi Buce Serpara)
Partisipasi dan Aksi