Tertarik pada salah satu impian Memi yaitu ‘ingin membuat Ambon terkenal!” maka terjadilah diskusi kecil. Saya lalu bertanya, menurut Memi untuk membuat Ambon terkenal itu harus bagaimana!. Segera di jawab : “Memi ingin punya group band” . Oh! Langsung disambut saya, emangnya alat musik apa yang akan di pegang (red.dikuasai) jika group band itu dibentuk?. “Memi mau pegang gitar”. hm hm!. Berarti jangan-jangan Memi hendak menjadi seorang seniman atau musisi, pikir saya!.
Kesimpulan diskusi kita hari ini menurut Tante Lee, adik Joy konsisten pada pilihan tanpa berubah selama 7 hari dengan urutan teratas seorang dokter. Untuk itu belajarlah mencintai pelajaran science seperti Biologi, Kimia, Matematika. Buatlah diri tertarik untuk mulai belajar proses-proses alamiah disekitar kita. Misalnya bagaimana tubuh kita bernafas, proses pembentukan sel darah merah, kenapa berkeringat, proses lahir seorang bayi dan lain sebagainya.
Sebaliknya bagi Memi, masih sulit berkonsentrasi untuk menemukan apa yang diinginkannya. Namun sudah tampak ada cita rasa seni pada musik untuk itu minimal Memi mulai melatih gitar. Bagi seorang dokter dibutuhkan ketekunan maka dari tampilan hanya 2 carik kertas yang dapat ditulis maka Memi, menurut Tante Lee lebih berminat pada Humaniora.
Waktu bergulir dan mereka berdua berpindah ke jenjang pendidikan berikutnya. Tak lupa saya sampaikan kepada kedua orangtua agar diarahkan untuk masuk ke jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bagi Joy sedangkan Memi ke kelas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun yang penting juga agar diberi ruang bagi mereka menekuni seni. Memi belajar alat musik gitar dan sang adik memang sejak kecil sudah sering bernyanyi atau tampil di depan umum. Jadi ikutkan saja lomba-lomba bagi adik Joy.
Memi akhirnya mendapat sebuat hadiah gitar mini dari tantenya dan Joy lebih terlihat pengembangan softskill disamping seni suara seperti membuat prakarya sesuai Kurikulum Merdeka Belajar yang diberlakukan di sekolahnya. Memi semakin giat berlatih dan memang muncul bakat musiknya. Tepat pada ulang tahun ke – 14 kedua orangtua memberi suprise hadiah bagi Memi sebuah gitar bas listrik.
Pidato Samuel Sohilait dengan tema "Maluku Berkarya Dalam Tantangan" dalam mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh Pemkot Ambon 2020 (dok. pribadi)
Kini giliran penjurusan di kelas 10. Kedua orang tua Memi sempat meminta pandangan saya ketika datang ke Jakarta. Saya katakan Memi sangat kuat di imajinasi begitu juga story telling, dia tidak betah duduk lama bahkan cenderung sulit berkonsentrasi. Ketelatenan dan fokus sebuah kebiasaan yang harus dimiliki anak jurusan Kedokteran. Baiknya Memi di arahkan masuk ke Jurusan IPS. Kelak pekerjaan yang cocok dengannya, bisa menjadi seorang diplomat dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional atau seorang Marketing Communication. Marketing Communication adalah salah satu bidang pekerjaan yang sedang naik daun saat ini.
Tiba saatnya Memi memantapkan pilihannya pada jurusan IPS. Sempat panas dingin perasaan orangtuanya karena mereka telah mendoakan dan mengharapkan Memi untuk memilih Jurusan IPA. Karena kelak mereka berhadap Memi bisa menjadi seorang dokter.
Selain kegiatan sekolah baik Joy maupun Memi terlibat dalam kegiatan komunitas. Bahkan dari Jakarta saya mendorong mereka untuk mengikuti lomba-lomba.
Dilain kesempatan, saya tiba di rumah Ambon dan melihat bahwa Joy sedang membuka lapak untuk menjual beberapa jenis minuman di teras rumah. Ternyata Joy sedang mendapat pelajaran enterprenurship – membuka warung untuk berjualan. Adapun Kurikulum Merdeka Belajar yang telah dipraktekkan di sekolah sangat berarti bagi seorang anak. Ada lagi kegiatan Joy membuat panganan atau prakarya dari perca kain dan harus belajar mempromosi untuk dijual kepada kolega keluarga terdekat.
Joy Sela Sohilait membuat jajanan “onde – onde” mata pelajaran prakarya di kelas 8 ( dok. pribadi)