Di samping hunian yang ada, maka masih nampak rumah menara--banguan tempat menaruh alat - alat melaut dan juga menggantung ikan-ikan hasil tangkapan. Hanya terlihat gereja yang sudah permanen dan megah namun tak jauh dari situ sementara dibangun rumah Keluarga Relmasira secara permanen juga.
Tak jauh dari pemukiman nampak beberapa kuburan yang dapat dikenali sebagai kuburan keluarga Para Raja Mesa seperti kuburan Raja Mesa pertama "Poseryama" di kampung baru.
Sedangkan di kampung lama terlihat kuburan Keluarga Relmasira dan satu kuburan Keluarga Plali di area tanah Plali.
Menurut penuturan warga, saat ini pemakaman sudah diatur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Mesa dan dipindahkan pada lokasi "Ntutununu" lebih kurang 600 meter dari kampung.
Arti "Ntutu" adalah ujung tanjung atau ujung kampung, sedangkan "Nunu" artinya bawah atau di bagian bawah.
Yang menarik lagi bahwa sudah terlihat tata ruang dalam Kampung Mesa dengan adanya jalan setapak dan berdirinya rumah hunian berada di kiri kanan jalan setapak. Malah pada tempat yang sudah ada namanya sudah tersusun batu mengitari area milik yang bersangkutan seperti nampak pada bekas rumah Keluarga Litaay dan Keluarga Leunupun.
Sedangkan untuk tempat rumah almarhum Marthen Melaira ( mantan Raja Mesa) sudah tampak pembangunan fondasi namun belum dibangun rumahnya.