Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Aer Pusaka, Air Sumber Kehidupan di Mesa Pulau Teon

2 Maret 2022   18:12 Diperbarui: 22 Maret 2022   07:38 4421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Mesa pulang mengambil air dari perigi dengan wadah jerigen dengan menggunakan sampan (dokumentasi pribadi)

 Menjelang petang saya mencoba memasuki aer pusaka kembali  untuk merasakan ditubuh, sambil menikmati sunset dan aktivitas warga berenang serta memancing. Terasa sekali sepertinya badan akan tersedot/tertarik ke dalam laut akibat arus bawah yang deras. Struktur laut yang curam menuju palung yang membuat situasi aer pusaka  memberi sensasi berbeda ketika berenang di pantai lainnya seperti tempat wisata Pantai Natsepa atau Pantai Namalatu dan lainnya.

Saya masuk ke aer pusaka menjelang magrib (dokumentasi pribadi)
Saya masuk ke aer pusaka menjelang magrib (dokumentasi pribadi)

Sambil menikmati dan memperhatikan aktivitas warga kampung pada aer pusaka, timbul pikiran bagaimana seandainya sensasi berenang, bahagianya memancing ketika mendapat ikan, menikmati sunset, mendayung sampan atau kole-kole dan lain sebagainya menjadi sebuah memori kunjungan ke Pulau Teon yang dapat di miliki seorang wisatawan? belum lagi ditambah keunggulan lainnya yang ada di daratan sebagai sebuah pulau vulkanik.

Ini sebuah inspirasi untuk membangkitkan potensi yang masih sangat perawan di Pulau Teon teristimewa di Kampung Mesa.

Tanah dan bebatuan berwarna hitam karena Teon adalah sebuah pulau gunung api (dokumentasi pribadi)
Tanah dan bebatuan berwarna hitam karena Teon adalah sebuah pulau gunung api (dokumentasi pribadi)

Sehari sebelum pulang, saya mendapat kesempatan mengitari Pulau Teon dengan speedboad bersama orang tua/Patura Mesa Pendeta Alex Relmasira dan istri juga Ketua Panitia Pembangunan Gereja Imanuel Mesa dr. Chris Relmasira bersama Ketua Panitia Peresmian Bpk. Roni Rijoly, Sdr.John Wosia yang sama-sama dari Jakarta dan teknisi mesin Bpk. Litamahuputty. 

Betapa senangnya saya menikmati memancing di atas aer pusaka yang oleh negara dipetakan sebagai Wilayah Penangkapan Perikanan Nasional (WPP) 714. 

Tepat di depan Kampung Watludan,"strike", alat tonda berbunyi pertanda umpan telah dimakan oleh ikan dan akhirnya kami menangkap seekor ikan cakalang sepanjang  ~60cm. Wou serunya! Sensasi ini ingin diulang.

                                                              Mengitari P.Teon sambil memancing dengan tonda (dokumentasi pribadi)

Dalam desain Maluku Lumbung Ikan oleh  Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP) maka Laut Banda masuk dalam kawasan WPP 714. Kontribusi Laut Banda dapat mendongkrak pendapatan negara dari sektor perikanan yang akan ditata dengan kebijakan "penangkapan terukur". 

Semoga masyarakat ketiga Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua sebagai untaian pulau kecil diatas perairan Banda dapat mengecap kesejahteran dari aer pusaka yang mereka yakini titipan Tuhan yang harus dijaga dan dikelola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun