Sumur air terbaik berada di Petuanan Kurmasela/Serkayeu (di Mesa ada 3 Soa besar yaitu Serkayeu --mata rumah Kurmasela dan Rijoly; Sermesi  --mata rumah Melaira dan Yarakwawna --mata rumah Relmasira, Litaay, Wosia, Plaly).Â
Dalam buku Hukum Adat Ambon Lease oleh Ziwar Effendi ,SH terbitan PT. Pradnya Paramita Jakarta 1987 dijelaskan "Soa  adalah suatu persekutuan teritorial genealogis.Â
Di dalam administrasi pemerintahan sekarang ini soa merupakan suatu wilayah yang menjadi bagian dari suatu petuanan atau negeri. Di bawah soa bernaung beberapa 'rumatau'.Â
Di dalam kenyataannya rumatau-rumatau dalam soa-soa tersebut tidak seketurunan. Mereka berasal dari keturunan yang berbeda-beda yang secara kebetulan menempati wilayah yang sama. Unsur teritorialah yang menyebabkan mereka sampai bergabung, bukan unsur genealogis".
Sedangkan mata rumah atau disebut juga rumatau adalah  rumah induk atau rumah asal yang dapat disamakan dengan rumah gadang di Minang. Sedangkan Petuanan yaitu masyarakat di suatu tempat.
Mengingat terbatasnya waktu penyiapan peresmian gedung Gereja Imanuel Pulau Teon maka pekerjaan pembenahan air bersih terbaik dalam Kampung Mesa menjadi tidak terkejar.Â
Upaya untuk menarik pipanisasi dari sumur di Petuanan Kurmasela terkendala waktu juga besarnya biaya untuk menggelar pipa dari sumur ke tengah kampung.Â
Begitupun juga pengerjaan tower air bagi konsistori Gereja Imanuel Mesa  yang rencananya dilengkapi profil tangki penampungan 2500 liter juga tertunda.
Ketika pada hari ketiga setelah peresmian dilakukan acara pembersihan kampung dan juga pekuburan umum di wilayah Lovna maka didapati sumber air di dekat hutan di lokasi Seti tepatnya di Petuanan Relmasira.
                                   Ditemukan sumber air di Seti - Petuanan Relmasira (dok.John Wosia)