Hal yang menjadi catatan ketika pagi di hari pertama menginap, menu sarapan lontong sayur, "lo saya khan pesan western kok bawa ini!" Tapi sudahlah akibat lapar dimakanlah lontong sayur di jam 6.30 pagi.
Kerja di depan laptop bisa mengalihkan perhatian sambil berjuang menyesuaikan waktu yang membuatnya jetlag. Ada saat akibat kelelahan dan tertidur kemudian terbangun karena kelaparan. Pas membuka pintu, tidak ada  jatah makan malam di kursi seperti biasanya.Â
Tidak tunggu lama segera dia menelepon untuk order - cukup lama menunggu akhirnya diantar juga soto betawi. Senangnya, antara rasa lapar hebat langsung mencicipi Indonesian Food - enak  katanya membuat rasa puas karena selama ini menyantap menu barat, for a change.
Setiap hari saya selalu mengirim wa, menanyakan bagaimana situasi, gimana makannya , bisa tidur nggak? sambil adik saya mengingatkan untuk mencari  penerbangan cuti lanjutan ke Makassar.
Fasilitas paket karantina  lainnya yaitu bisa laundry pakaian 5 pcs per hari. Baju-baju dingin overcoat, jacket , kaos kaki , leggings, scraf,topi  dan lain sebagainya langsung diserahkan untuk dicuci. Kebetulan di koper sebagian besar pakaiannya dalam kondisi kotor akibat tidak sempat terbawa ke laundry sebelum  kembali ke Indonesia.
Setelah dihitung dari bill laundry selama karantina tanggal 15-22 Desember 2021 maka jumlah yang harus dibayarkan Rp.1.229.000,- lumayan dech, Â gratis dari pada keluar hotel harus mencari laundry lagi, kata adik saya.Â
Hitung -hitung worth it lah belum lagi makan 3 kali dan fasilitas koneksi internet yang cepat. Adapun biaya hotel Rp. 9.225.000,-ditambah biaya 2 kali PCR - Rp.550.000, - sehingga total paket karantina hotel tersebut  RP. 9.775.000,- di mana harga resmi room deluxe 1.025.000 IDR - nett.
Ketika ditanya berikutnya selain bekerja di depan laptop, apa lagi yang dikerjakan untuk killing time? Dia menjawab : saya membersihkan kamar, tidak ada sapu, jadi saya menggunakan kaos kaki untuk membersihkan kamar.Â
Perkakas makan yang terbuat dari plastik saya juga cuci. Bukannya tinggal dibuang!, timpal saya! Yach cari kegiatan habis di dalam kamar saja tidak boleh keluar sama sekali sekalipun di depan kamar. Saya kadang membuka pintu sedikit untuk pergantian udara, katanya.