Oleh sebab itu, saya akan menulis sebagai sebuah reportase dalam beberapa seri ke depan.
Singkat cerita,
Adapun keputusan untuk menghadiri acara peresmian Gedung Gereja "Imanuel" Mesa Pulau Teon sudah di putuskan beberapa tahun lalu, ketika panitia pembangunan kembali melakukan aktivitas pengumpulan dana guna penyelesaian gereja dimaksud.Â
Harapan untuk mengetahui tempat asal kelahiran ayah saya, terlebih menyaksikan pekerjaan beliau sebagai Ketua Panitia Pembangunsn pertama tahun 1971 yang belum tuntas.Â
Jika diresmikan tahun 2021 maka genap perjalanan gumul 50 tahun masyarakat Mesa  Pulau Teon dalam  membangun kembali gereja di pulau kecil di tengah Laut Banda ( Laut Banda adalah laut  terdalam di Indonesia 7.700 m).
Tiba saatnya penetapan tanggal peresmian Minggu 14 November 2021 oleh Panitia Peresmian. Saya di undang dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Besar Teon Nila Serua ( Ketum BPP IKB TNS).
 Yeah! Akhirnya  bisa ke Pulau Teon, bisa melihat Kampung Mesa tempat lahir ayah saya. Sayapun bisa melihat nilai apa yang melandasi seorang Samuel Litaay  --yang begitu keras, kuat dan kokoh pada prinsip dan diturunkan keanak-anaknya dalam membangun serta mengisi kehidupan.Â
Dengan semboyan beliau "tidak ada rotan akarpun jadi", beliau telah menunjukan uletnya seorang lelaki muda yang  keluar merantau dari pulau kecil, tapiara ( red.ikut orang)  dari satu rumah kerumah yang lain, hanya untuk mengejar pendidikan yang lebih baik.Â
Samuel Litaay yang kemudian membangun hidupnya, memperkaya ketrampilan yang dimiliki bukan saja sebagai seorang manusia maritim, tetapi juga seorang pendidik di Maluku, olahragawan dan pelatih sejumlah cabang olahraga serta seorang Padvinders/Boy Scout ( saat ini disebut Pramuka) di Kota Ambon.
 Hal yang selalu didaratkan didalam benak dan hidup kami  bahwa tidak ada alasan keterbatasan, kekurangan bahkan kemiskinan sekalipun, jika ada kemauan, pasti ada jalan.Â
Kerja keras, konsisten  adalah paket keberhasilan dan yang paling utama andalkan Tuhan  dalam segala perkara. Berusaha memberi yang terbaik dalam setiap yang dikerjakan adalah bukti bahwa kita telah diberkati oleh Sang Pemilik Hidup dengan alam dan lautnya. Tidak ada yang tidak bisa -- tidak ada rotan akarpun jadi. Inilah petuah yang saya pegang kuat hingga hari ini.