Mohon tunggu...
levina leonita william
levina leonita william Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Keep the spirit and don't give up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Budaya Risiko "Kesadaran" di Masa Pandemi Covid-19

15 September 2021   12:26 Diperbarui: 15 September 2021   13:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : berempat.com

“People always fear change. People feared electricity when it was invented, didn’t they?”- Bill gates-

Jika kita mengambil satu kata yaitu resiko . Apakah yang kalian pikirkan dibenak kalian tentang kata ini ? suatu hal yang membahayakan ? suatu hal yang merugikan ? suatu hal pasti akan terjadi ?

Menurut saya resiko adalah suatu hal yang melekat dan pasti akan terjadi walaupun sudah berusaha menghindar . Contoh nyatanya adalah resiko tertular virus covid 19 . Apakah kalian tau bahwa orang-orang yang berada disekitar kalian semua dalam keadaan sehat ? bisa saja orang-orang tersebut sudah terpapar virus covid 19.Lalu kalian berusaha untuk menghindar dari resiko tersebut dengan cara  kalian diam didalam rumah saja apakah hal tersebut menjamin kalian tidak tertular? bisa saja orang dari luar rumah anda yang membawa virus tersebut ke kalian .

JIka kita mau mengambil bukti nyata lainnya tentang suatu dampak resiko misalkan resiko yang terjadi pada perusahaan di masa pandemic covid 19 tak bisa dipungkiri bahwa banyak perusahaan mengalami gulung tikar akibat dampak pandemic covid 19 . Banyak dari perusahaan yang tidak bisa menahan akan dampak pandemic covid 19 diakibatkan kerugian yang dia tanggung sudah sangat besar dibandingkan dengan keuntungan yang mereka dapatkan .ini adalah contoh konkrit resiko yang terjadi disekitar kita .

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa cara meminimakan dampak terjadinya resiko ini sendiri ada dengan menanamkan kesadaran didalam kita sendiri kesadaran akan pentingnya untuk lebih aware terhadap lingkungan sekitar dan orang lain.

Apakah semua orang dapat melakukan itu ? jika hanya satu orang saja yang memiliki kesadaran tersebut resiko itu pasti tidak akan dapat diminimalkan. Kita ambil saja contoh penularan virus covid 19 . Jika kita lihat apakah semua orang peduli tentang bahaya dari virus ini ?

sumber : kompas.com
sumber : kompas.com

Jika kita lihat foto diatas apa yang kalian pikirkan ?? Gambar diatas membuktikan bahwa pada kenyataanya banyak orang tidak peduli dan mengabaikan  orang lain . Hal ini dibuktikan dari masih banyak orang yang tidak berjaga jarak , tidak memakai masker, ada juga yang tidak percaya bahwa adanaya virus COVID 19 sehingga virus COVID 19 yang terus mengalami peningkatan pada pertengahan tahun .

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari contoh-contoh diatas adalah bahwa budaya resiko diindonesia masih sangat rendah . Menurut Embun Prowanta budaya risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama. Berbicara tentang budaya resiko saya mengingat suatu kalimat dari Buku Manajemen resiko;Embun Prowanta dimana mengatakan bahwa Budaya risiko suatu perusahaan adalah elemen penting yang dapat memastikan bahwa doing the right thing lebih baik atas doing whatever it takes. 

Menurut saya hal ini sangat tepat dalam mengambarkan suatu budaya resiko dimana lebih baik kita melakukan suatu hal yang benar dari pada kita melakukan suatu hal yang diperlukan . Kalimat ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita dimana banyak orang lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri dibanding melakukan suatu hal yang baik .

Lalu bagaimana cara membentuk suatu budaya resiko di masyarakat ?

Dalam membentuk suatu budaya resiko bukan merupakan perkara yang mudah untuk dilakukan karena membentuk budaya resiko dibutuhkan peranan dari masyarakat untuk mau berubah dan membuat kesadaran didalam diri mereka masing-masing .

Proses dalam membentuk budaya resiko di masyarakat 

  • Memberi pemahaman mengenai risiko dan manfaatnya
  • Membentuk etika masyarakat terhadap resiko.
  • Membentuk lingkungan yang mendukung di masyarakat agar terbentuknya budaya risiko.
  • Meningkatkan penerapan budaya di masyarakat
  • Membentuk dan menerapkan budaya risiko merupakan hal paling penting

Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa selain dalam 5 hal diatas hal yang perlu dilakukan dalam membentuk suatu budaya resiko . Hal penting lainnya adalah pentingnya peran masyarakat agar aware dan adanya komitmen dari masayarakat agar resiko dapat diatasi dengan baik .

Salah satu contohnya yang dapat kita ambil adalah jika masyarakat sadar akan budaya resiko di masa pandemic COVID 19 ini yaitu dengan menerapkan 5M dengan baik seperti

1. Mencuci Tangan Dengan Sabun
2. Memakai Masker
3. Menjaga Jarak
4. Membatasi Mobilisasi
5. Menghindari Kerumunan

Mereka yang menerapkan budaya resiko akan mampu untuk bertahan , membuat suatu perubahan dan akan mampu untuk meneysuaikan diri di era pandemic COVID 19 . Maka itu mulailah kesedaran dari diri kita sendiri dan mari kita bersama-sama menerapkan budaya resiko diindonesia untuk Indonesia yang lebih baik . Terus jaga kesehatan dan terapkan protokol sesuai dengan anjuran pemerintah ya !! See you on the next topic

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun