Pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden di White House, Washington DC, AS menghasilkan kesepakatan kerja sama senilai US$ 25,85 miliar atau sekitar Rp 400,98 triliun. Kerja sama ini bertujuan menciptakan program investasi untuk memajukan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Development Finance Corporation (DFC)
Salah satu komitmen investasi AS adalah pendanaan sebesar US$ 131 juta atau sekitar Rp 2 triliun dari Development Finance Corporation (DFC). Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi melalui penjaminan pinjaman kepada lembaga keuangan seperti bank Sampoerna dan Yayasan Amarta Nusantara Raya untuk mendukung kredit kepada UMKM. Selain itu, investasi ini juga akan memberikan pinjaman kepada Yayasan Amarta Nusantara Raya, khususnya untuk bisnis yang dilakukan oleh perempuan.
Exxonmobil
Exxonmobil juga berencana untuk berinvestasi senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 235 triliun di Indonesia. Investasi ini akan mendorong dekarbonisasi di Indonesia dan menciptakan rantai pasok semikonduktor global yang lebih tangguh, aman, dan berkelanjutan. Selain itu, ExxonMobil juga akan bekerja sama dalam pembangunan kilang petrokimia hijau dan CCS di Indonesia, yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Rencana kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan industri domestik serta kapasitas penangkapan karbon di kawasan Asia Pasifik.
Rencana Hibah Ustda
Ustda memberikan hibah kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menilai kelayakan komersial dan teknis penawaran teknologi jaringan akses radio terbuka. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas digital di pedesaan Indonesia, dengan target sekitar 1621 desa yang belum terlayani di seluruh pedesaan indonesia.
Kerja sama Presiden RI dan AS melalui investasi yang sangat besar ini akan menghasilkan keuntungan yang sangat signifikan terhadap Indonesia. Beberapa keuntungan yang akan diperoleh Indonesia adalah:
1. Mendorong Pertumbuhan Perekonomian
Keuntungan utama dari investasi asing adalah terciptanya lapangan kerja. Melalui FDI, produktivitas sektor manufaktur meningkat dan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran di negara tujuan. Peningkatan lapangan kerja berarti meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat, sehingga ekonomi suatu negara pun turut meningkat secara keseluruhan.
2. Mendorong Pengembangan Sumber Daya Manusia