Kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang siswa belum dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan belum mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Empat kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia tingkat sekolah dasar mencakup aspek: menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
 Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau belajarnya yang dilihat dari tidak tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Â
Kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang pertama berupa kesulitan menyimak. Kesulitan menyimak tersebut menjadi hambatan masuknya informasi kepada siswa. Hambatan tersebut dapat berupa salah persepsi atau tidak utuhnya informasi yang sampai kepada siswa. Hal ini jelas akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kecerdasan dan prestasi siswa tersebut di sekolah. Bisa dikatakan bahwa kemampuan menyimak merupakan modal awal seseorang untuk berkomunikasi.
Berbicara pun menjadi kesulitan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan pengamatan penulis di kelas menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran kemampuan berbicara , siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam mempraktikkannya. Selama ini siswa sulit untuk berbicara di depan umum karena rasa kurang percaya diri siswa untuk berekspresi. Rasa kecemasan siswa terhadap penampilannya dalam berbicara membuat mereka enggan untuk melakukannya. Rasa kecemasan akan kesalahan berbahasa seperti penggunaan tata bahasa, pemilihan kosakata, pelafalan, tekanan atau intonasi dapat menghalangi siswa untuk berbicara, sehingga siswa tidak dapat menunjukkan kemampuan berbicaranya dengan maksimal. Permasalahan yang sangat fatal adalah adanya pengaruh penggunaan bahasa ibu dan bahasa daerah yang sering mereka gunakan sehari-hari dalam berkomunikasi. Sehingga menyebabkan siswa kesulitan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.Â
Secara bersamaan, muncul permasalahan lain yang dapat menghambat kemampuan siswa dalam berbicara, yaitu kesalahan konsep dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa seringkali tidak membiasakan diri untuk berlatih menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehingga menyebabkan siswa kesulitan untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka. Hal ini juga akan mempengaruhi kepribadian siswa karena mereka kesulitan dalam penyampaian ide, gagasan, dan pikiran mereka saat proses pembelajaran berlangsung.
Ketiga, Kemampuan membaca yang benar menjadi modal dasar dan penentu utama keberhasilan dalam berbagai mata pelajaran. Begitupun sebaliknya kegagalan dalam penguasaan kemampuan belajar membaca akan menjadi penghambat atau bahkan akan menjadi salah satu sumber kegagalan dalam studi siswa di sekolah. Banyak siswa yang belum memahami konsep-konsep dalam pelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa kesulitan untuk mengembangkan pemahamannya terhadap materi. Misalnya saja siswa kesulitan dalam memahami teks, kesulitan dalam menulis pantun/puisi dengan benar, kesulitan dalam hal berbicara di depan kelas untuk menceritakan kembali apa yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa yang diolahnya sendiri.
Keempat, Siswa mengalami kesulitan dari segi penulisan kalimat, siswa belum mampu menulis dengan baik dan benar. Sebagian besar siswa masih belum paham cara menggunakan tanda baca, penulisan huruf kapital, dan penggunaan gaya bahasa. Penulisan seringkali menjadi salah satu kesulitan bagi siswa dalam mengimplementasikannya. Setiap siswa mempunyai kemampuan dalam menulis yang sama, namun tidak setiap siswa mempunyai keterampilan menulis yang sama. Â
Stigma negatif pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan sudah melekat erat. Seperti halnya di atas, kesulitan timbul bukan hanya dari satu faktor, tetapi bisa jadi dari sisi guru dan murid. Bila dari sisi siswa faktor yang mempengaruhinya adalah rendahnya minat belajar dan menganggap remeh pelajaran bahasa, kondisi kelas yang tidak kondusif, kecenderungan siswa yang gemar bercanda dengan temannya, membuat gaduh dan sulit berkonsentrasi sehingga membuat mereka kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru.Â
Dari sisi guru, salah satu penyebabnya bisa jadi belum menemukan kemampuan menentukan metode pembelajaran yang efektif untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Beberapa upaya bisa dilakukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan efektif. Salah satunya adalah dengan memilih metode pembelajaran. Guru harus mempunyai keterampilan mengembangkan metode pembelajaran, selain itu perlu memahami metode pembelajaran apa yang cocok di setiap kelas, guna membangkitkan semangat siswa dan mengaktifkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.Â
Salah satu metode pembelajaran yang penulis gunakan pada saat di dalam kelas adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Game Based Learning. Games Based Learning (GBL) adalah metode pembelajaran yang menggabungkan elemen permainan ke dalam proses belajar mengajar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. Dalam pembelajaran ini, penulis menggunakan media sticky notes sebagai alat kuis.Â