Karena ukurannya pulaunya yang kecil, eksploitasi tambang di Lembata dapat mengganggu keseimbangan ekologi pulau, menyebabkan degradasi lingkungan yang lebih cepat.
Banjir dan Longsor akan semakin sering terjadi karena penggundulan hutan dan perubahan struktur tanah.
Intrusi Air Laut dapat terjadi jika sistem air tanah rusak akibat pertambangan, membuat air sumur menjadi asin dan tidak layak konsumsi.
Pulau Tenggelam adalah skenario terburuk yang bisa terjadi jika eksploitasi berlangsung secara tidak terkendali, menyebabkan erosi besar-besaran dan menurunkan permukaan tanah.
5. Studi Kasus: Tambang Emas di Papua dan Dampaknya
Tambang emas di Papua, salah satu yang terbesar di dunia, menjadi contoh nyata bahwa keberadaan tambang tidak serta-merta membawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal. Di sekitar area tambang, masih banyak penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan lingkungan yang rusak akibat eksploitasi yang tidak ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa janji pembangunan dan kesejahteraan dari perusahaan tambang sering kali tidak terealisasi.
Kesimpulan
Meskipun tambang emas sering dipromosikan sebagai sumber pendapatan baru bagi daerah, dampaknya terhadap lingkungan, sosial, dan budaya sangatlah besar. Untuk pulau kecil seperti Lembata, risiko jangka panjangnya bahkan bisa menyebabkan bencana ekologis dan hilangnya identitas masyarakat adat.Â
Oleh karena itu, penolakan terhadap tambang emas di Lembata bukan sekadar isu ekonomi, tetapi juga perjuangan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan warisan budaya bagi generasi mendatang.*_@b_creative022025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI