Mohon tunggu...
Lestyo Haryanto
Lestyo Haryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pembelajar seumur hidup yang mencoba menulis tentang kehidupan

Seorang karyawan yang suka menulis. Buku solo terakhirnya berjudul Values, dengan membacanya Anda akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Apa itu? Yuk miliki dan baca sendiri bukunya....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Salah Kaprah tentang Konsep "Biar Lambat Asal Selamat"

5 Agustus 2024   06:55 Diperbarui: 8 Agustus 2024   13:07 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Sebastian Bozon/AFP

Penundaan pekerjaan juga dapat menyebabkan penumpukan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu singkat, yang bisa mengakibatkan kualitas kerja menurun. 

Selain itu, kebiasaan menunda-nunda bisa menurunkan produktivitas dan membuat seseorang kehilangan kesempatan penting. Misalnya, seorang mahasiswa yang menunda-nunda tugas akhirnya mungkin tidak dapat menghasilkan karya yang optimal dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

3. Pelanggaran Aturan Lalu Lintas

Dalam konteks lalu lintas, konsep ini juga bisa disalahgunakan. Misalnya, pengendara yang bergerak terlalu lambat di jalur cepat mungkin merasa bahwa mereka sedang menerapkan prinsip "Biar Lambat Asal Selamat". Padahal, setiap jalan memiliki aturan kecepatan minimum yang harus ditaati demi kelancaran dan keselamatan bersama.

Pelanggaran aturan lalu lintas dengan bergerak terlalu lambat di jalur cepat dapat menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan. Pengendara lain yang terpaksa mengurangi kecepatan atau berpindah jalur secara tiba-tiba untuk menghindari kendaraan yang bergerak lambat bisa terlibat dalam kecelakaan. Selain itu, pelanggaran aturan ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan kepedulian terhadap keselamatan orang lain di jalan.

4. Alasan untuk Tidak Mengembangkan Diri

Beberapa orang mungkin menggunakan konsep "Biar Lambat Asal Selamat" sebagai alasan untuk tidak berusaha lebih keras atau mengembangkan diri. Mereka mungkin berpikir bahwa lebih baik tetap berada dalam zona nyaman daripada mengambil risiko untuk belajar hal baru atau meningkatkan keterampilan. Padahal, sikap ini bisa menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional.

Tidak mengembangkan diri berarti kita akan tertinggal dalam persaingan, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang profesional yang tidak mau mengikuti pelatihan atau kursus untuk meningkatkan keterampilannya mungkin akan kesulitan beradaptasi dengan perubahan teknologi atau tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks.

5. Pembenaran untuk Kualitas Kerja yang Buruk

Konsep ini juga kadang digunakan untuk membenarkan hasil kerja yang kurang memuaskan. Seseorang mungkin beralasan bahwa mereka mengambil waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas agar hasilnya lebih baik, padahal kenyataannya kualitas kerja mereka tetap tidak optimal. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya keterampilan, pengetahuan, atau komitmen terhadap pekerjaan.

Pembenaran seperti ini tidak hanya merugikan individu tetapi juga organisasi tempat mereka bekerja. Kualitas kerja yang buruk bisa mengakibatkan kerugian finansial, reputasi, dan kehilangan kepercayaan dari pelanggan atau klien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun