- Belum menemukan alasan yang kuat untuk berubah.
Untuk berubah, orang harus mempunyai alasan yang kuat megapa ia harus berubah. Â Ketika orang tidak bisa menemukan alasan itu, maka ia pun akan tetap pada pola pikir lamanya. Â Orang dengan model seperti ini harus diberikan alasan kuat mengapa ia harus berubah. Â Alasan yang diberikan harus benar-benar "menyentuh" dirinya. Â
Alasan berubah karena orang lain tidak bisa membuat ia mau berubah. Â Mungkin seorang figur yang ia idolakan bisa dijadikan role model perubahan. Â Keteladanan bisa memotivasi orang untuk berubah dan dapat mencontoh apa saja yang bisa dilakukan untuk menjadi lebih baik.
Â
- Sudah puas dengan hidupnya.
Alasan terakhir adalah bahwa orang sudah merasa cukup puas dengan apa yang ia rasakan sekarang. Â Ia lebih memilih hidup apa adanya daripada harus bersusah-susah lagi. Terkadang kita terjebak dengan kata "bersyukur" di mana ketika kita berambisi untuk maju, kita dibilang kurang beryukur begitu sebaliknya kita dianggap bisa bersyukur ketika kita menerima kondisi kita sekarang ini.Â
Orang seperti ini perlu diingatkan bahwa menginginkan perubahan ke arah yang positif juga merupakan salah satu cara untuk bersyukur. Berusaha meningkatkan kehidupan ke arah yang lebih baik dan peningkatan kualitas hidup berarti menghargai kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H