Mohon tunggu...
Lesto Kusumo
Lesto Kusumo Mohon Tunggu... -

Motto: From Nothing do Something. \r\nPekerjaan utama Narasumber Mitigasi Bencana pada salah satu Kementerian. Kegiatan sehari-hari adalah Petani Organik, pekerjaan sampingan Independent Consultant di bidang Corrosion, Operation and Maintenance, Di samping menekuni penelitian Bioteknologi juga asik mengutak-atik masalah Engineering GIS and Spatial Analysis, sekarang sedang asik dengan frekuensi, telemetri dan pengiriman data digital via frekuensi.\r\nHobby saat ini meneliti Mikrobiologi, Bioteknologi dan Bioremediasi. \r\nPendiri Lembaga Penelitian dan Pengjkajian MRC-Merapi Rescue Community/Matsushita Response Corps yang bergerak di bidang Mitigation, Rescue and Conservation.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Dia Kandidat Terkuat Cawapres Jokowi

12 Mei 2014   21:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menganalisa Jokowi layaknya menganalisa potensi bencana  dengan menukur resiko yang terkecil dan memncari potensi resiko sumber bencana.  Beberapa pola dan kebiasaan yang sama atau memiliki karakter yang sama diperhitungkan dengan seksama.

Iseng-iseng sistm analisa resiko dan kebencanaan diterapkan kepada Cawapres PDI P Joko Widodo, targetnya adalah melihat arah dan pola serta kebiasaan mulai dari cara berjalan, berbicara, raut muka, kebiasaan hingga protokoler yang dilakukan. Dari beberapa item ternyata walau sering berusaha mengelabui publik ternyata tidak bisa lolos dengan analisa yang menggunakan sistem lateral dan paralel. Sdah menjadi adat kebiasaan  PDIP , Megawati dan Jokowi untuk melakukan manuver-manuver yang membingungkan agar semua lawan mgeluarkan kartunya terlebih dahulu, selain itu untuk mengaburkan target asli baik untuk Cawapres dan Program-programnya.

Puncaknya saat saya menganalisa dari semua kunjungan Jokowi, ternyata kunjungan Jokowi ke Indonesia Timur terutama saat ke Makassar adalah yang paling menarik. Semua ndikator yang digunakan menunjukkan warna orange hingga merah, disamping itu terlihat banyak kemiripan dari kriteria yang digulirkan, termasuk potensi kandidat Cawapres bisa bukan Jusuf Kalla atau Abraham Samad.
Saat di Makassar Jokowi sempat bertandang ke Rumah Orangtua M. YASIN LIMPO, Gubernur Petahana Sulawesi Selatan. Hal yang sama dilakukan  Jokowi saat ke Makam Bung Karno, Orangtua Megawati di Blitar sebelum pengumuman Capres.

Selain itu merupakan sudah menjadi kebiasaan Jokowi selalu didampingi oleh orang yang kuat seperti di Solo dengan FX Rudi dan di Jakarta dengan Ahok untuk menutupi segala ekurangan Jokowi.
Bertandang dan melaksanakan ibadah sholat sudah merupakan pertanda yang kuat bahwa Jokowi menjatuhkan pilihannya ke M. Yasin Limpo sebagai CAWAPRES KEJUTAN menggantikan kandidat Cawapres Jusuf Kalla dan Abrahama Samad...

M Yasin Limpo merupakan sosok yang kuat dan tangguh serta dengan strategi-strateginya berhasil merebut suara rakyat Sulawesi Selatan, Gubernur petahana sulawesi Selatan ini memiliki kemiripan dengan mantan Wakil Walikota Solo yang saat ini menjadi Walikota Solo FX Rudi, dengan perawakan yang gagah dan kumis tebalnya.

Selain itu bertandang ke kediaman Orangtua M Yasin Limpo menjadi makna 'rembugan/lamaran awal" dari calon laki-laki terhadap calon perempuan. Apalagi hingga sholat di rumah tersebut. penCawapresan M Yasin Limpo akan menubagh startegi dan peta politik dari lawan-lawan politik Jokowi dan PDIP. Tentunya dengan informasi cawapres ini sudah saatnya lawan-lawan politik Jokowi mulai mereka ulang strategi, program-program dan arah pergerakan menuju Pilpres 2014. Ada baiknya lawan-lawan politik mulai mengukur peta kekuatan dan mencari Cawapres yang seimbang sebelum pengumuman Cawapres resmi oleh PDIP, Megawati dan Jokowi.

Kita lihat kiprah berikutnya dari Jokowi dan lawan-lawan politiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun