Oleh A. Lesto P Kusumo
Upaya ratifikasi pembatasan tembakau dengan dalih kesehatan oleh negara maju dan WHO tampaknya merupakan upaya negara maju dan industri farmasinya untuk memonopoli tanaman tembakau. Tanaman tembakau melalui bioteknologi menjadi bahan dasar Biofarmaka sebagai bahan dasar obat kanker, obat DM dan obat influenza seperti penyakit Flu Ebola, SARS, Flu Babi, Flu Asia, Flu Burung dan masih banyak lagi yang harganya cukup mahal. Pembatasan tanaman tembakau merupakan upaya agar industri farmasi raksasa dapat mengatur peredaran obat terutama bila obat ini dipatenkan.
A. ZMapp Obat Ebola
Penemuan obat Influenza salah satunya ZMapp, dalam bentuk serum, vaksin dan terapi akhirnya bocor ke publik sehingga menghebohkan dunia dikarenakan bahan dasar obat ini berasal dari tanaman yang cukup banyak terdapat di negara tropis dan bahan ini biasa digunakan oleh masyarakat. Sebagaimana dilansir Reuters dan Koran Kontan, Kamis, 2 Oktober 2012, disebutkan tanaman tembakau merupakan vahan dasar farmasi Influenza mulai dari Flu Burung, Flu Asia, Flu Babi, SARS hingga Ebola. Vaksin Ebola, Ebola Zmapp, ternyata berbahan dasar tembakau (Nicotiana benthamiana) yang dikembangkan di dalam rumah kaca. Keterangan tentang ZMapp juga dapat dibaca melalui Wikipedia. Melalui Bioprocessing daun Tembakau diolah menjadi bahan dasar dan bahan utama dalam melawan penyebaran virus Influenza dalam penyebaran di tubuh manusia.
B. Peneliti Indonesia tentang Manfaat Tembakau
Dr Arief Budi Witarto M Eng, peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), penerima penghargaan Fraunhofer-DAAD-Award 2007 dari Jerman untuk riset tentang tembakau molecular farming menyebutkan Temvakau sebagai
Protein Growth Colony Stimulating Factor (GCSF) adalah, suatu hormon yang sangat penting dalam menstimulasi produksi darah. Protein pencetus (GCSF) dengan menggunakan tanaman tembakau (Nicotiana spp L). Tembakau yang diambil adalah tembakau lokal dari varietas yang paling sesuai, yaitu genjah kenongo, dari total 20 varietas lokal telah ditelitinya. Penelitian Arief dilakukan dengan beberapa ilmuwan dari Jerman. Hasil penelitian menunjukkan, varietas lokal itu tingkat produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan varietas Havana yang diproduksi di luar negeri, tingkat produksi proteinnya dua hingga tiga kali lipat.
Protein ini dibuat oleh DNA dalam tubuh. Jika DNA dalam tubuh dipindahkan ke tembakau melalui bakteri, maka saat masuk kemudian tumbuhan itu akan membuat protein sesuai DNA yang telah dimasukkan tersebut. Kemudian, jika tumbuhan itu dipanen, maka akan didapatkan protein. Protein inilah yang bisa dipakai sebagai protein antikanker,” jelasnya.
Selain untuk protein antikanker, GSCF bisa juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stem cell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Di bidang kedokteran terdapat produk-produk farmasi yang sekarang ini banyak digunakan, yaitu obat maupun vaksin yang berbentuk protein.
C. Kandungan dan Manfaat Tembakau Lainnya
Daun tembakau memiliki kandungan anti obesitas dan anti kolesterol.
Tembakau mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi antibody terhadap human papilloma virus (HPV), selain itu ada protein lain yang terkandung dalam tembakau bernama Cytokine. Protein Cytokine mampu merangsang aktifnya sel-sel kekebalan dalam tubuh manusia. Produksi protein Cytokine menjadi 2 X lipat lebih banyak bila melalui proses pemurnian.
Pembatasan dan pelarangan tanaman tembakau di Indonesia tentunya akan menguntungkan negara maju dan industri farmasi, apabila tanaman tembakau bisa hilang dari muka bumi nusantara akan mengakibatkan Indonesia menjadi tergantung dan rakyat Indonesia merupakan pangsa pasar yang cukup menggiurkan.
Ternyata tembakau juga digubakan sebagai sumber utama untuk menghasilkan protein yang bisa digunakan sebagai obat human immunodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut Griffithsin. Protein ini menghentikan terbentuknya virus HIV pada tubuh manusia.
Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology. Ilmuwan dari beberapa lembaga penelitian Eropa berpartisipasi dalam proyek bertajuk “Pharma-Planta” yang dipimpin Profesor Mario Pezzotti dari Universitas Verona itu. Mereka membuat tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh.
Tembakau juga digunakan sebagai bahan dasar Diametes Meilitus, Penelitian menggunakan IL-10 hasil tembakau dalam dosis kecil dapat membantu mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita anak-anak maupun orang dewasa.
D. Motif Politik-Bisnis Negara Maju (Farmasi)
Waspadai penguasaan pabrik-pabrik rokok oleh asing. Saya menduga penguasaan pabrik-barik rokok oleh asing digunakan untuk menguasai tanaman tembakau bukan rokoknya, Hal ini dapat dilihat dengan motif tersembunyi pengurangan tenaga kerja SKT Sigaret Kretek Tangan dengan kompensasi yang menggiurkan. Seperti halnya pabrik-pabrik Jamu di Indonesia maju dan jaya bukan karena produk jamunya tetapi dengan ekspor empon-emponan. Demikian juga pabrik rokok saat ini juga mulai mempraktekan PEMBELIAN TEMBAKAU TERKONTROL, yaitu pembelian tembakau petani yang telah menerima bibit tembakau dari perusahaan tembakau dengan kualitas tertentu sesuai standar farmasi. Hal ini sudah dipraktekan dalam 2 tahun terakhir, walau harga tembakau naik tetapi petani dan pengepul kesulitan untuk mengakses ke pabrik-pabrik rokok.
Motif politik bisnis ini perlu dicermati dan diwaspadai, karena seperti saya sebutkan di atas, ternyata ekstrak herbal atau empon-emponan dan tanaman obat Indonesia digunakan sebagai bahan dasar obat yang cukup mahal. Salah satu perusahaan Jerman yang membeli lisensi Bioteknologi saya, merasa keheranan dengan mudahnya orang Indonesia menjual/mengekspor bahan dasar obat yang berupa empon-emponan dan tanaman obat. Karena itu saat ini banyak industri jamu kita menjadi besar bukan karena produksi jamunya akan tetapi lebih ditopang oleh ekspor bahan herbal ke Amerika, Jepang dan Eropa. Bahan-bahan ini kemudian diproses melalui ekstraksi dan bioprocessing hingga pemotongan rantai kimianya untuk menjadi bahan dasar farmasi, kosmetik dan keperluan industri. Untuk bahan farmasi terdapat pengkategorian yaitu berbahan Premiun yang merupakan murni ekstrak herbal, Reguler merupakan hasil bioprocess dan perbanyakan rantai kimia ke arah semi-sintetis, serta Sintetis merupakan sisa ekstraksi bahan utama dan duplikasi kimia. Sementara industri farmasi Indonesia lebih suka impor dan lebih banyak menggunakan produk sintetis.
Keunggulan obat Premium adalah obat tersebut mudah diurai tubuh dan tidak menimbulkan komplikasi. Sedangkan produk sintetis memiliki keterbatasan fungsi selain itu sulit diurai tubuh dan umumnya penggunaan jangka panjang menimbulkan komplikasi pada hati, ginjal, pankreas hingga gangguan syaraf.
Contoh paling mudah dan ekstrim pengguna ganja (berbahan herbal) akan lebih sehat daripada pengguna sabu-sabu atau ekstasi (berbahan sintetis).
E. Pengembangan Tembakau Ke Depan
Saat ini Lembaga Penelitian dan Pengkajian MERAPI RESCUE COMMUNITY dan SAMRO TECHNOLOGY INDONESIA mengembangkan Tembakau Organik yang sesuai standar farmasi. Tanaman tembakau ini menggunakan pola penanaman organik dimana tanaman menggunakan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati dengan perawatan dengan Pestisida Hayati dan Pestida Nabati. Produk Pestisida dan Pupuk ini ini telah diintegrasikan dan cukup effektif digunakan bahkan telah diujicoba di Maroko oleh Perusahan Jerman. Penggunaan Pupuk dan Pestisida organik ini akan menghilangkan residu yang berbahaya yang umumnya terdapat pada tanaman dengam produk kimia. Selain itu Pupuk dan Pestisida organik ini sanfat mudah terurai dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan.
F. Buka Wawasan tentang Tanaman Tembakau
Kembali kepada tanaman tembakau, perlunya kecermatan dan kehati-hatian kepada masyarakat dan pemerintah dalam meratifikasi Pembatasan (Pelarangan) Tembakau agar kita tidak menjadi negara yang dimanfaatkan oleh negara maju demi motif ekonomi. Tanaman tembakau bepotensi menjadi bahan obat yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat dunia dan ini akan mengangkat pendapatan petani dan negara. Beberapa LSM dan Institusi menerima dana untuk kampanye anti tembakau ternyata berasal dari Industri Farmasi Negara Maju. Motif ini perlu diwaspadai karena Pabrik-Pabrik Rokok Indonesia yang dikuasai asing dan Industri Farmasi Negara Maju ternyata saling kongkalikong dalam permainan ini. Lindungi tanaman tembakau dari kepentingan politik-bisnis negara maju.
Bukan tanaman tembakaunya yang dilarang tetapi praktek merokok yang sehat dan aman yang perlu digalakkan.
Diolah dari berbagai sumber
A. Lesto P. Kusumo, praktisi Bioteknologi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H