Dengan memberi maaf terhadap Wardiman. Jalan Marni kedepannya dipermudah. Marni belajar dari masa lalu. Dia membekali diri dengan belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Dia tidak mau dibodohi orang termasuk mantan suaminya. Marni sangat berterimakasih kepada ayahnya. Biarpun saat ini dia punya gelar di depan menjadi janda muda. Tidak masalah baginya. Saat ini dia menutup pintu hati. Berdoa dan berharap mendapatkan yang lebih baik dari Wardiman.
Pembantaian itu hanya dilakukan keluarga Gunardi lewat meningkatkan kualitas. Melakukan persaingan bisnis dengan keluarga Yunarto. Persaingan sangat ketat dan keluarga Gunardi menang. Lama-lama keluarga Yunarto mengalami kebangkrutan dan Wardiman sengsara. Kesombongan yang dimilikinya akhirnya pudar ditelan bumi. Tiada yang abadi di dunia ini. Apalagi jika itu kecurangan. Kelicikan akan berbuah bumerang. Sungguh penyesalan datang belakangan. Wardiman hanya gigit jari melihat Marni sukses dan mendapatkan kebahagiaan sekaligus. Bertemu dengan pasangan hidup yang lebih mengerti dan menyayanginya.
Â
Bekasi, 15082023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H