Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Harus Kuat dan Tegar

9 Februari 2023   15:01 Diperbarui: 9 Februari 2023   15:05 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar
https://pin.it/3WJdJZi

Aku Harus Kuat dan Tegar

Angin bertiup sangat kencang ada rasa khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Angin serupa puting beliung. Seng berulangkali berdebar-debar membuat jantung ikut berirama. Setelah keributan itu berlangsug selama lima menit, hujan pun turun. Lumayan deras dan berhasil menghentikan amukan badai yang sempat memporak-porandakan hati.

Sama halnya seperti yang aku alami saat ini. Setelah lima menit melihat, membaca dan sialnya aku menonton semua kelakuan binatangnya. Aku merasa terhina dan membuat hati terluka. Air mata pun tak henti mengalir. Seperti hujan gerimis dan awet selama satu minggu penuh. Luka tak berdarah namun sakitnya luar biasa.

Seperti diiris-iris pisau yang tajam. Sungguh sangat sakit dan ini sungguh tidak menggenakan. Kelakuan lelaki yang sudah berjanji di hadapan Tuhan dan jemaat. Tetap setia sampai mati dan maut memisahkan. Janji itu diucapkan dengan khusyuk dari hati yang terdalam.

Tapi setelah 8 tahun pernikahan lelaki yang sudah menjadi tulang rusukku tergoda wanita yang bersuami. Awalnya tidak yakin berita yang aku dengar. Dan tulang rusukku pun menyangkalnya. Berita itu tidak benar. Aku mulai luluh, namun masih ragu. Sebab dia sudah berubah. Sebelum mengenal perempuan itu, masih sering pulang ke rumah. Sekarang seolah-olah dia sudah lupa ingatan. 

Bahkan buah hatinya yang selalu menghubungi lewat handphone jarang diangkatnya. Sungguh sangat menyebalkan. Lalu kebohongan itu pun terungkap. Ibarat nangka yang sedang diumpetin dalam peti. Sedikit demi sedikit tercium kemudian bisa ditemukan keberadaannya. Begitulah kisah perselingkuhannya yang selalu disangkal. Tetapi akal dan pikirannya sudah tercuci.
Meskipun sudah terbongkar perselingkuhan itu, lelaki yang disebut suamiku masih saja mengelak. Bahkan bukti video perbuatan tidak senonoh, tetap saja ditampiknya bahkan aku malah disalahkan.

Aku tidak bisa terima perbuatan yang menjijikkan, dan dia juga tidak terima juga bila disalahkan. Kesalahan ada padaku. Yang tidak pandai merawat diri. Dan paling menyakitkan, tangannya bahkan kakinya telah melukai raga. Aku sakit dan terhina. Rasa sakit hati masih ada hingga sekarang. Bahkan timbul keinginan untuk pergi selamanya dan membawa buah hati. Namun aku masih merasa cinta dan sayang padanya. Entahlah aku benci diri ini. Sudah disakiti masih saja mau menjadi istrinya. Menjadi bulan-bulanan bahkan sang pelakor pun ikut-ikutan menyakitiku. Jika bukan karena buah hati, mungkin aku sudah terbujur kaku.

Perempuan yang berhasil merebut suami dariku sudah tidak punya hati. Bahkan dengan terang-terangan menelepon jangan banyak tingkah. Hingga suami yang dulunya tidak pernah memukulku kini sudah membuat hati dan raga hancur lebur. Bahkan lelakiku menyuruh agar aku harus langsing seperti masih gadis di masa awal bertemu. Pergumulan batin sangat mendera, menguras air mata dan tenaga. 

Aku terjatuh di lembah derita dan sangat kelam serta pekat. Derita ini menyita seluruh perhatianku. Bahkan selera makan pun lenyap. Benar saja yang diminta lelakiku, setiap hari semakin susut sudah berat badan. Timbangan yang mencapai 75 kg kini sudah 60. Lelakiku berhasil membuat aku langsing sesuai permintaannya.

Aku berusaha tetap tegar meskipun dalam gelap air mata selalu mengalir. Aku sebenarnya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Nyata-nyatanya hati sudah remuk dan hancur. Namun aku dituntut harus kuat dan tegar. Aku mencintai darah dagingku. Ingin melihat anak-anak menjadi orang yang sukses. Dalam tangis dan doa, aku tetap meminta dan memohon kepada-Nya. Agar semua kepahitan ini segera berakhir dengan manis. Aku pasti bisa melewati ini semua. Aku harus kuat seperti batu karang yang teguh.

#Bulankasihsayang
#saynotokdrt
#KDRT
#KPB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun