Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Soal Nomor 2

12 Januari 2023   10:32 Diperbarui: 12 Januari 2023   12:41 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal Nomor 2

Pagi yang cerah, hening dan senyap seperti tidak berpenghuni. Ternyata anak-anak sedang ujian. Semuanya fokus dan resah. Ada saja anak-anak yang bengong. Bingung mau jawab apa. Lagi ujian tersulit seantero jagad raya. Keheningan itu buyar ketika sang guru matematika datang.

Ujian matematika jam pertama. Lumayan menguras energi dan pikiran. Rumus-rumus menari-nari di kepala. Berseliweran namun tidak ada satupun yang sesuai. Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 WIB. Setengah jam lagi sudah jam 09.00 WIB. 

Tidak terasa soal masih separuh lagi belum dikerjakan. Masih beruntung soalnya pilihan ganda. Tinggal menghitung kancing apabila waktu sudah hampir habis. Dan untungnya menggunakan ujian online, tinggal klik dan klik selesai. Cuaca juga mendukung cerah sehingga sinyal lancar jaya.

Wajah kusut mewarnai setiap anak-anak. Guru matematika yang terkenal killer mendatangi ruang sebelas terdiri dari kelas X dan XI.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi Pak," anak-anak menjawab serempak.

"Nomor berapa yang belum dijawab hingga sekarang?" Ujar Pak Monang dengan wajah serius. Sepertinya ingin membantu anak-anak menjawab soal yang sulit.

"Nomor 2 , Pak," hampir seluruh anak-anak menjawab pertanyaan Pak Monang .

"Nomor 2, sampai sekarang belum tahu. Sudah kelas X dan XI," Pak Monang geleng-geleng kepala.

Pak Monang menghampiri papan tulis dan mengambil spidolnya. Kemudian menuliskan angka 2 di papan tulis.

"Heranlah Bapak sama kalian. Nomor 2 saja tidak tahu sampai sekarang." Pak Monang sambil menuliskan nomor 2 di papan tulis.

"Ini nomor 2 ya," ujarnya lagi tanpa merasa bersalah.

"Yahh , kalau nomor 2 tahulah Pak," ujar anak-anak merasa kecewa.

"Nah, tadi katanya tidak tahu," Pak Monang masih kocak tak merasa bersalah.

 Anak-anak hanya bisa menggerutu dalam hati. Pak Monang pergi begitu saja setelah selesai menyapa anak-anak dengan kebanyolannya.

Masih banyak yang belum selesai padahal waktu tinggal 5 menit lagi. Pengawas sudah mengingatkan agar anak-anak segera mengirimkan hasil ujiannya. Dengan sikap pasrah sebagian anak-anak terpaksa mengirimkan hasil ulangannya. Menggunakan cara jitu tebak-tebak manggis atau biasa dilakukan menghitung kancing.

Bekasi, 05122022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun